Squid Game: Gambaran Nyata Sisi Kelam Korea

Setiap individu yang mengikuti permainan dalam drakor yang menjadi fenomena global Squid Game memiliki alasan masing – masing untuk memenangkan uang senilai 45,6 miliar won (Rp 549 miliar). Tetapi beberapa dari mereka memiliki masalah yang merupakan cermin dari versi kehidupan nyata masyarakat Korea.

Bagian yang menjadikan alasan mengapa drama produksi  orisinal Netflix tersebut memecahkan rekor telah beresonasi dengan begitu banyak orang adalah karena hal itu juga merupakan komentar sosial tentang insiden aktual yang terjadi di Korea, dan mungkin masalah yang lazim di masyarakat modern. Menyebabkan banyak pemirsa merasa terhubung dengan alur cerita dalam drakor tersebut.

Seperti karakter Kang Sae Byeok yang diperankan oleh Jung Ho Yeon, aktris yang baru pertama kali terjun ke dunia akting. Seorang wanita muda yang pintar namun berada dalam jalur kemiskinan yang berasal dari Korea Utara.

Kang Sae Byeok yang diperankan oleh Jung Ho Yeon

Seperti yang dialaminya, para pembelot negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un ini sering mengalami diskriminasi dan prasangka sosial di Korea Selatan. Angka terbaru dari Kementerian Unifikasi menghitung pembelot Korea Utara berumlah 33.752 orang pada tahun 2020, dimana 24.317 di antaranya adalah wanita dan memiliki pekerjaan dengan upah rendah, sebagaimana dilansir melalui The Korea Herald.

Menurut laporan tahun 2019 yang disampaikan oleh Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Korea, para pembelot rata-rata menghasilkan 1,89 juta won (Rp 22,5 juta) per bulan, berbeda sampai dengan 659.000 won (Rp 7,8 juta), yang merupakan nilai yang jauh lebih sedikit dari rata-rata orang Korea Selatan.

Menjaga dirinya sendiri dan adik laki-lakinya bukan satu-satunya masalah yang dihadapi. Seperti yang ditunjukkan dalam perjalanan berbahaya keluarganya keluar dari rezim komunis – yang mengakibatkan kematian ayahnya – pelarian dari salah satu negara termiskin dan represif di dunia bukanlah piknik.

Dalam hukum Korea Utara di klausul nomor 62 dimana setiap upaya melarikan diri, menyerah, membelot atau menyerahkan rahasia ke negara lain disebut sebagai “pengkhianatan terhadap bangsa,” dan terancam hukuman hingga lima tahun di kamp kerja paksa. Ini kemungkinan nasib yang dihadapi ibu Sae Byeok di perbatasan utara. Kondisi kamp kerja paksa dikenal brutal, dan undang-undang selanjutnya menetapkan bahwa apa yang dianggap sebagai “pelanggaran berat terhadap penyebab tersebut” dapat mengakibatkan hukuman seumur hidup, atau bahkan kematian.

Berikutnya adalah penokohan karakter yang merupakan perumpamaan dari masyarakat modern. Seong Gi Hun adalah karakter protagonis dengan latar belakang pecandu judi dan menjalani hidupnya dengan memikirkan harus makan apa dan bagaimana mencari nafkah untuk besok setiap hari. Pemain Squid Game yang memasuki arena dengan nomor paling terakhir ini terlihat marah setiap saat karena merasa tidak diperlakukan adil oleh hidup dan tidak sebaik orang lain di sekitarnya.

Seong Gi Hun diperankan oleh Lee Jung Jae

Terlepas dari pilihan hidup yang dipertanyakan, kompas moralnya biasanya mengarah ke utara, tergambar lewat kepeduliannya terhadap ibunya yang sakit dan jatuh ke dalam hutang saat memprotes apa yang digambarkan sebagai pemecatan yang tidak adil terhadap pekerja. Para pengunjuk rasa menjadi korban tindakan keras yang mengakibatkan kematian seorang pekerja.

Adegan tersebut diilhami oleh penembakan massal pekerja Ssangyong Motor pada tahun 2009, sebuah tindakan yang mempengaruhi setidaknya 2.600 pekerja dan memicu protes yang berakhir dengan tindakan keras. Lebih dari 30 orang yang terlibat dalam insiden itu, pekerja dan keluarga mereka, telah mengambil nyawa mereka sendiri.

“Rata-rata pekerja dari kelas menengah bisa jatuh ke bawah setelah dipecat dan bisnisnya gagal. Saya ingin menunjukkan bahwa itu bisa terjadi pada siapa saja melalui tokoh Gi Hun, ” jelas sutradara Hwang Dong Hyuk saat konferensi pers yang diselenggarakan baru-baru ini minggu lalu, membenarkan teori penggemar yang tersebar luas bahwa insiden Ssangyong yang banyak diperdebatkan memang merupakan inspirasi cerita itu berasal

Karakter minoritas juga muncul dalam Squid Game lewat penggambaran seorang pekerja Pakistan bernama Ali Abdul. Pemuda itu didorong ke dalam permainan karena masalah keuangan yang berasal dari bosnya yang tidak membayar upahnya.

Ali Abdul diperankan oleh Anupam Tripathi

Laporan menunjukkan bahwa jumlah pekerja asing yang tidak dibayar untuk pekerjaan mereka telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menurut angka dari Kementerian Tenaga Kerja dan Buruh. Perwakilan dari Partai Demokrat Korea, Lim Jong Seong, mengungkapkan pekan lalu bahwa kasus pembayaran yang tertunda untuk pekerja asing naik dari 23.885 kasus pada tahun 2017 menjadi 31.998 kasus pada tahun 2020, dengan jumlah total juga melonjak dari 28,5 miliar won menjadi 59,1 miliar.

Memasukkan minoritas sosial adalah pilihan yang disengaja, menurut sang sutradara. Dia menegaskan untuk menggambarkan permainan bertahan hidup sebagai sebuah metafora yang merupakan perumpamaan untuk masyarakat kapitalis modern.

“Mungkin bagus untuk drama bahwa bumi telah menjadi tempat di mana begitu banyak orang yang terkait dengannya (Squid Game), tetapi itu memang hal yang menyedihkan bagi dunia,” ungkapnya.

Bagaimana menurut pendapat kamu yeorobun? Apakah Squid Game memang menjadi gambaran begitulah kehidupan yang terjadi dalam khalayak kapitalis modern saat ini? Jangan lupa bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here