Wisata Jogja Ke Museum Chocolate Monggo: Pengalaman yang Tak Telupakan

Museum Chocolate Monggo terlletak di Bantul

Hawa liburan sudah mulai terasa. Karena itu, saya ingin melanjutkan cerita wisata ke Jogja setelah sebelumnya saya melipir ke resto Jiwa Jawi. Singkat cerita, setelah selesai menikmati kuliner di resto bernuansa alam tersebut, menuju ke destinasi wisata lainnya yang tidak kalah menariknya di Jogja.

Tujuan saya kali ini adalah Museum Chocolate Monggo. Mungkin banyak yang sudah mengenal coklat merek monggo, oleh-oleh khas Jogja. Merek tersebut ternyata memiliki tempat yang bisa dikunjungi berupa museum.

Saya akan berbagi cerita tentang perjalanan wisata saya ke Museum Chocolate Monggo. Jarak dari resto Jiwa Jawi menuju Museum Chocolate Monggo kira-kira hanya ditempuh dalam waktu tiga menit dengan mengendarai mobil. Bahkan hanya tiga menit jika mengendarai motor. Bisa ditempuh juga dalam sebelas menit kalau kita jalan kaki.

Museum Chocolate Monggo terletak di Bantul, yang merupakan salah satu kabupaten di Jogja.

Begitu memasuki tempat parkir area museum itu, nampak terlihat satu bangunan seperti joglo atau pendopo khas Jawa di sebelah kiri. Di sisi lain, bangunan yang agak modern dengan pintu kaca terletak di sebelah kanan bersama kedai atau resto yang memiliki beberapa bangku unik.

Saya mulai berkelana menuju area sebelah kiri terlebih dulu. Bangunan ini merupakan museumnya. Jam buka museum mulai dari jam 09.00 – 17.00 WIB.

Dengan membayar harga tiket sebesar Rp 10 ribu, saya sudah bisa masuk ke dalamnya. Harga tiket itu tanpa pemandu. Jika kalian mau menggunakan jasa pemandu, maka bisa beli tiket seharga Rp. 50 ribu. Tur dengan pemandu kurang lebih selama tiga puluh menit.  

Museum Chocolate Monggo baru berdiri enam tahun yang lalu. Walaupun masih tergolong muda, namun tempat wisata ini sudah memiliki banyak pengunjung.

Letaknya yang jauh dari hingar binger, menjadikan museum ini salah satu wisata pendidikan di kota Yogyakarta.

Memasuki lokasi museum kita akan melihat sejumlah gambar dan infografis yang terpampang di sekeliling dinding. Menceritakan perjalanan panjang camilan manis ini. Dimulai dari suku Meso-Amerika yang menjadi ahli dan penikmat cokelat sampai akhirnya cokelat masuk ke benua Eropa.

museum chocotae monggi
Museum Chocolate Monggo menyuguhkan gambar dan infografis yang menarik tentang sejarah coklat

Masuk ke ruang tengah, kita akan diperkenalkan mengenai cara pembuatan cokelat. Mulai dari pohon, buah kakao sampai menjadi biji kering yang siap masuk ke proses pengolahan. Infografisnya sangat menarik. Menceritakan mengenai pembuatan coklat mulai dari alat, mesin dan teknik-teknik yang diperlukan untuk membuat coklat yang khas dan enak dengan harga terjangkau tapi berkualitas prima.

Sampai akhirnya kita bisa melihat kemasan atau bungkus-bungkus cokelat yang berasal dari berbagai negara di dunia.

Yang tak kalah menarik adalah hampir di setiap sudut museum ini memiliki spot keren untuk berfoto. Terdapat spot dinding yang berisi desain kemasan cokelat dari berbagai negara di belahan dunia. Di sisi lainnya, ada spot replika proses produksi mulai awal cokelat masih berupa biji kakao.

Lanjut ke bagian belakang museum, ada pabrik pembuatan coklat. Aroma harum kakao sangat terasa di hidung. Pengunjung dapat melihat proses pembuatannya. Mulai dari biji kakao, cocoa nibs (100 persen kakao yang mengandung kakao massa dan mentega kakao), coklat couverture (campuran mentega kakao murni) sampai menjadi coklat Batangan, beserta alat-alat yang digunakan.

Selesai dari museum dan pabrik, saya menuju bangunan di seberangnya, yaitu toko tempat penjualan cokelat monggo. Sangat banyak variasi cokelat yang ditawarkan kepada pengunjung. Bentuk maupun rasanya sangat bervariasi. Kemasan cokelatnya yang unik, mengundang pengunjung untuk membeli.

museum chocolate monggo
Toko penjualan coklat di Museum Chocolate Monggo

Beberapa rasa yang ditawarkan sangat unik.  Seperti rasa cengkeh, cabai merah, jahe, rendang dan lainnya. Harganya juga bervariasi. Mulai dari puluhan ribu sampai dengan ratusan ribu rupiah.

Di dalam toko ini saya juga mencoba aktivitas creating and tasting experience. Dengan membayar uang sejumlah Rp 50 ribu per orang, kita dapat mencoba membuat cokelat hasil kreasi sendiri.

Cokelat kreasi tersebut bisa dibawa pulang. Bahan yang dibuat adalah jenis mendiant yaitu bentuk kepingan dengan topping kacang atau buah kering.  Sebuah pengalaman baru yang dapat dilakukan oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Terakhir, pengunjung bisa menuju kedai untuk mencoba makanan dan minuman yang dijajakan. Ada minuman cokelat, gelato, dan aneka makanan dari cokelat.

Beruntungnya, saat berkunjung saya bisa bertemu dengan pemiliknya. Pria bernama Thierry Detourney itu sedang menyeruput gelato khas coklat monggo.

Dengan gaya jari jempolnya menunjukkan “monggo” khas orang Jawa mempersilakan pengunjung untuk mencicipi minuman dan makanan yang ditawarkan disana.“Cocoa butter atau minyak dari biji kakaonya sendiri, penting harus ada untuk rasa dan tekstur”, jelasnya.

Menarik bukan detinasi wisata yang satu ini? Jangan lupa memasukkan tempat ini dalam salah bucket list-mu saat berkunjung ke Jogja!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here