Saatnya Mengenang Para Pahlawan, 10 Film Nasional Bertema Perjuangan Ini Wajib Kamu Tonton!

Hari ini tepat tanggal 10 November adalah saatnya untuk memperingati perjuangan para pahlawan Indonesia yang sudah mengorbankan darah dan air mata mereka untuk kemerdekaan Indonesia.

Dalam momen Hari Pahlawan di tengah situasi pandemi Covid-19, kamu bisa turut mengenang jasa para pahlawan Indonesia dan menumbuhkan rasa nasionalisme dengan menyaksikan 10 rekomendasi film nasional bertema perjuangan di bawah ini.

  • Naga Bonar (1987)

Naga Bonar adalah film komedi situasi tahun 1987 yang mengambil latar peristiwa perang kemerdekaan Indonesia ketika sedang melawan kedatangan pasukan Kerajaan Belanda pasca kemerdekaan Indonesia di daerah Sumatera Utara. Naga Bonar berhasil memenangkan penghargaan Fim Terbaik dalam Festival Film Indonesia di tahun 1987.

Film yang dibintangi oleh Dedy Mizwar dan Nurul Arifin ini mengisahkan tentang seorang pencopet dan pernah menjadi tawanan pada zaman Jepang yang kemudian menjadi tentara garis depan dalam perlawanan terhadap Belanda.

  • Tjoet Nja’ Dhien (1988)

Film biografi sejarah yang disutradarai oleh Eros Djarot ini berhasil memenangkan Piala Citra dalam Festival Film Indonesia tahun 1988 sebagai Film Terbaik.

Dibintangi Christine Hakim sebagai Cut Nyak Dien, Piet Burnama sebagai Panglima Laot, Slamet Rahardjo (kakak Eros Djarot) sebagai Teuku Umar, dan juga didukung Rudy Wowor, film ini menceritakan tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh bernama Cut Nyak Dien dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara kerajaan Belanda yang menduduki Aceh di kala zaman masa penjajahan Belanda.

Film ini sempat diajukan untuk mewakili Indonesia dalam ajang Academy Awards ke-62 tahun 1990 untuk kategori penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik, tetapi tidak lolos dalam pencalonan pencapaian. Walaupun begitu, Tjoet Nja’ Dhien menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes di tahun 1989.

  • Sang Pencerah (2010)

Sang Pencerah disutradarai oleh Hanung Bramantyo berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Ihsan Taroreh sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan.

Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang. Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional tersebut dari sisi yang tidak banyak diketahui publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional.

  • Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)

Film garapan sutradara ternama Hanung Bramantyo ini menceritakan perjalanan hidup Soekarno sebagai sang proklamator bangsa.

Film Soekarno menampilkan Ario Bayu sebagai sosok Bung Karno, beradu peran dengan Lukman Sardi, Maudy Koesnaedi, hingga Sujiwo Tejo. Karena sarat nilai perjuangan, film dengan durasi 137 menit ini berhasil menyabet gelar Film Terpuji dari Festival Film Bandung ke-27 di tahun 2014.

  • Sang Kiai (2013)

Sang Kiai adalah film drama Indonesia yang mengangkat kisah seorang pejuang kemerdekaan sekaligus salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dari Jombang, Jawa Timur yakni Hadratussyaikh Kyai Haji Hasyim Asy’ari. Film ini dibintangi oleh Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, dan Adipati Dolken.

Terpilih sebagai wakil Indonesia untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik dalam Academy Awards ke-86, namun sayangnya Sang Kiai berlum berhasil lolos nominasi.

Berkat kemenangannya dalam Festival Film Indonesia 2013 untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik dan Tata Suara Terbaik, film ini dipertontonkan kembali kepada khalayak ramai di layar lebar pada 9 Januari 2014.

  • Battle of Surabaya (2015)

Berbeda dengan film lainnya, film bertema perjuangan Indonesia kali ini menggunakan tampilan animasi 2 dimensi. Film animasi Battle of Surabaya diproduksi oleh MSV Pictures, dan merupakan karya perdana sutradara muda Aryanto Yuniawan. Film ini menampilkan tokoh dan cerita fiktif, tetapi berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada saat perang Surabaya 1945.

Battle of Surabaya mengisahkan tentang petualangan Musa, seorang remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi perjuangan arek-arek Suroboyo pada pertempuran 10 November 1945. Kisah dan animasi apiknya membawa Battle of Surabaya menjuarai berbagai penghargaan film ternama, diantaranya adalah animasi terbaik dalam Hollywood International Motion Pictures Film Festival 2018, Best Animation, Milan International Film Festival 2017, Best Animation, Berlin International Film Festival 2017, dan masih banyak lainnya.

  • Jenderal Soedirman (2015)

Jenderal Soedirman adalah film biopik yang menceritakan tentang Jenderal Soedirman, pemimpin perang gerilya yang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia walaupun menderita penyakit paru-paru. Film ini disutradarai oleh Viva Westi dan dibintangi oleh Adipati Dolken, Ibnu Jamil, Matias Muchus, Baim Wong dan Nugie.

Setelah ditayangkan di bioskop, film ini mendapat tanggapan baik dari penonton. Namun muncul protes besar dari Didi Mahardika, cucu dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang menganggap terdapat banyak kekeliruan sejarah dalam film tersebut.

Menanggapi protes itu, Westi selaku sutradara sangat terbuka dengan segala pujian termasuk kritikan yang masuk untuk film ini. ia memastikan semua hal dalam film tersebut telah melalui berbagai pertimbangan dan dasar-dasar yang bisa dipertanggungjawabkan. Adipati Dolken mendapatkan nominasi sebagai pemeran utama pria terpuji Festival Film Bandung tahun 2016.

  • Guru Bangsa: Tjokoraminoto (2015)

Film yang diarahkan oleh Garin Nugroho dan diproduseri oleh Christine Hakim ini mengisahkan tentang sosok guru bangsa Tjokoraminoto yang berhasil menjadi pendidik bagi tokoh-tokoh pemimpin Indonesia. Pemeran Tjokoroaminoto jatuh ke tangan aktor serba bisa Reza Rahadian.

Film yang mendapatkan 8 nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia 2015 ini berhasil membawa pulang 3 penghargaan yaitu Sinematografi Terbaik, Tata Artistik Terbaik, dan Tata Busana Terbaik.

  • Wage (2017)

Disutradarai oleh John De Rantau, film ini bercerita tentang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf Supratman yang dirilis bertepatan dengan hari sumpah pemuda di tanggal 28 Oktober 2017. Wage dibintangi oleh aktor yang memulai kariernya lewat panggung teater, Rendra Bagus Pamungkas, sebagai Wage Rudolf Supratman.

  • Bumi Manusia (2019)

Film yang dibintangi oleh aktor muda populer Iqbal Ramadhan bersama dengan Mawar Eva De Jongh dan Sha Ine Febriyanti ini diadaptasi dari novel fenomenal berjudul sama hasil karya Pramoedya Ananta Toer.

Bercerita tentang kegamangan Minke antara kemajuan Eropa dan perjuangan membela tanah airnya serta hubungannya dengan Annelies, Bumi Manusia sukses menjaring jumlah penonton sebanyak 1.316.583 orang dengan perkiraan pendapatan kotor sekitar Rp 52,7 miliar. Film ini mendapatkan sambutan positif dari kalangan pejabat politik dan masyarakat serta ulasan beragam dari kalangan pengulas film. Selain itu, film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan naskahnya ditulis oleh Salman Aristo ini berhasil memenangkan kategori Film Terpuji, Sutradara Terpuji, Pemeran Utama Pria Terpuji, dan Penulis Skenario Terpuji pada Festival Film Bandung di tahun 2020.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here