Melakukan Hubungan Seks Saat Emosi, Apa Itu Angry Sex?

sumber:freepik

Namanya suami-istri, wajar saja melakukan hubungan intim. Selain menyenangkan, aktivitas seks dapat menambah keharmonisan pasutri. Namun bagaimana ceritanya, ya kalau berhubungan intim di saat emosi lagi memuncak? Marah-marah sambil nge-seks, memang bisa, ya?

Nah, apakah ada yang pernah mendengar istilah Angry Sex? Dilansir dari verywellmind, Angry Sex atau seks di saat marah, adalah keterlibatan antara agresi dan gairah yang terpendam selama tindakan seksual yang seringkali liar dan intens.

Angry sex terjadi di saat kondisi pasangan sedang bertengkar. Pasangan tengah memiliki amarah namun di lain sisi juga bergairah dan berakhir dengan hubungan seksual. Justru, aktivitas seksual yang impulsif tadi, yang terkadang menjadi pilihan jalan keluar untuk menyelesaikan pertengkaran.

Mengapa Amarah Bisa Mendorong Aktivitas Seksual?

Dikutip dari betterhelp, emosi ekstrem apa pun, termasuk ketakutan dan kegembiraan, dapat menyebabkan pengalaman seksual yang intens. Tubuh merasakan gelombang emosi yang kuat kemudian dapat diubah menjadi gairah.

Gelombang emosi tersebut antara lain seperti rasa takut, kemarahan, dan kecemasan. Semua rasa itu dapat memicu istilah “lawan atau lari” alias jika dalam hubungan, kamu akan dibingungkan antara memilih ego kamu atau menurunkan ego dan berdamai dengan pasangan. Seperti hewan yang gemetar karena ketakutan, nah untuk manusia  seks menjadi sarana untuk melepaskan energi ekstra yang dihasilkan oleh kemarahan tersebut.

Jhunewsletter juga menuliskan bahwa kemarahan dapat menyatu dengan hubungan intim karena keduanya adalah sama-sama gairah.

“Meskipun mungkin tampak konyol, Angri Sex sangat logis. Kemarahan dan hasrat seksual adalah kekuatan yang kuat dan sangat kuat. Keduanya adalah bentuk gairah. Kamu dapat memilih untuk tetap pahit dan marah dengan kemarahan, atau kamu dapat melepaskan emosi itu dalam ledakan kulit dan keringat.” Tulis di Jhunewsletter.com

Pertanyaan selanjutnya ialah, apakah hal tersebut sehat?

Mungkin memang pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Semuanya tergantung pada kenyamanan dan persetujuan pasangan. Jika salah satu pasangan enggan dan menolak melakukan angry seks, sebaiknya jangan pernah lakukan itu.

Jika salah satunya tetap memaksa, angry sex yang niatnya untuk menyelesaikan masalah malah akan menjadi boomerang yang merujuk kepada kekerasan seksual. Jadi yang terpenting adalah komunikasi dan meminta izin satu sama lain. Consent is a key!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here