Jalan-Jalan Kalap di Bangkok dan Pattaya

Bangkok adalah kota terbesar di Thailand, terletak di tepi barat Sungai Chao Phraya. Lembah Sungai Chao Phraya, wilayah-wilayah di sekitar Bangkok, dan provinsi-provinsi terdekat berdiri di atas lahan dataran rendah dan delta-delta sungai sungai yang menuju ke arah Tanjung Bangkok, sekitar 30 km di sebelah selatan pusat kota.

Kondisi ini yang menyebabkan timbulnya sebutan “Venice dari Timur”, atas kota Bangkok dikarenakan banyaknya kanal-kanal dan saluran-saluran air yang membagi wilayah kota Bangkok, menjadi sebidang tanah kecil yang terpisah-pisah. Kota tersebut telah dimodernkan secara luas dan mengalami banyak perubahan, termasuk pengenalan transportasi dan infrastruktur pada masa pemerintahan Raja Mongkut dan Raja Chulalongkorn, dan dengan cepat menjadi pusat perekonomian Thailand.

Berhubung pesawat kami sempat delay, akhirnya mendarat di Don Mueng lumayan malam. Belum lagi mengantre di imigrasi buat dapet cap, menunggu bagasi dan cari-carian dengan tur guide asli Thailand dan peserta lainnya. Oia guys, satu hal yang boleh jadi perhatian kita tiap sampai di negeri orang adalah tolong usahakan jangan merekam atau berfoto-foto selama kalian berada di antrean imigrasi, yah. Petugas imigrasi yang galak-galak itu pasti tidak akan segan menegur bahkan sampai mengambil hape atau kamera kalian, loh.

Tenang aja guys, kalian bakalan bisa foto-foto sepuasnya di luar area imigrasi kok di sini kalian antre dengan tertib aja, oke.

Melihat itinerary yang padat merayap, asli ini sih bikin peserta gak akan ada waktu buat napas hahaha lebay. Jadiii…di blog kali ini Saya gak bakalan panjang-panjang bahas yang lain kecuali, yak tepat sekali! Wisata dan Belanja emak-emak dan remaja putri langsung sorak sorai , bapak-bapak dan remaja putra nanar.

Spot Wisata VS Belanja

Wat Arun

Beberapa tempat yang terlalu mainstream tidak dimasukkan ke trip kali ini seperti Royal Grande Palace dan Wat Pho. Di hari pertama trip, kami hanya mampir di Wat Arun, yaitu Candi Buddha yang diambil dari nama Dewa Fajar, Aruna dan merupakan salah satu situs paling terkenal di sana. Kami sampai lumayan pagi bersamaan dengan cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi mendung, diikuti turun hujan yang cukup lebat. Untuk menuju ke Wat Arun kita harus menyeberangi sungai Chao Praya dengan semacam boat sebentar saja. Arus sungai lumayan kencang dan membuat kita harus hati-hati berpegangan erat di boatnya. Menurut Saya kalau pergi ke tempat ini kurang kondusif mengajak orang tua yang sudah agak sepuh atau anak yang terlalu kecil. Alasannya karena mereka harus melangkah ekstra hati-hati takut tersandung oleh kayu-kayu blok yang ada di dermaga depan kuil. Walaupun hujan terus mengguyur sepanjang kami berada di sana tapi tetap tidak menyurutkan semangat untuk berfoto meskipun memakai jas hujan! Belum puas foto, kita sudah diarahkan ke ke sebuah pintu kayu memasuki sebuah bangunan. Ada apakah gerangan di baliknya? Oh NO! sudah ada deretan stand penjual oleh-oleh seperti aksesoris, kaos, tas, cluth, dompet, gantungan kunci dll bertema Thailand. Yang parah mereka bisa tawar-menawar pakai Bahasa Indo yang pas-pasan. Tahu aja ya turis Indonesia paling doyan belanja apalagi kalau harga miring. Sedikit berbagi tips, penjual di negeri orang itu tidak seramah penjual di negeri sendiri yah. Penjual disini tidak suka bila ditawar terlalu rendah dan tidak suka juga jika barangnya dipegang, dioper sana sini apalagi kalau kita mengoprek barang dagangannya. Mereka akan merebut balik barang dan langsung rapih-rapih sambal ngomel-ngomel loh. Ini asli Saya liat sendiri waktu ada ibu-ibu asal Indonesia yang memang kurang semena-mena sih hihi piss ya Bu.

Asiatique

Konsep dari tempat yang satu ini adalah mall terbuka yang menghadap sungai Chao Phraya di satu sisi dan jalan Charoen Krung disisi lainnya. Mall ini baru buka sekitar jam empat sore dan tutup sekitar tengah malam. Jadi gak usah buru-buru dari pagi kesini karena gak akan bisa masuk juga hihi. Ada banyak toko-toko kecil di dalamnya mulai dari toko baju, toko aksesoris, souvenir, drug store sampai banyak variasi rumah makan. Asli bikin betah berlama-lama banget di tempat ini karena banyak banget yang toko bisa kita eksplore dan spot untuk berfoto. Intinya pegang erat-erat dompet supaya tidak khilaf, #eh….. Satu tempat yang pengen banget Saya datengin itu adalah stand minuman yang asli Bangkok yaitu Cha Tra Mue! Iyes itu tuh minuman the seduh yang banyak dijual di Jakarta dalam bentuk kemasan bubuk teh. Disini dijual dalam bentuk minumannya, wah must try kalau buat Saya sih !

Floating Market Pattaya

Tempat ini sepertinya sih targetnya turis banget guys, secara kasat mata persis kayak floating market di Bandung. Walaupun begitu setelah diexplore ternyata banyak macam jenis makanan, minuman dan cemilan khas thai seperti mango sticky rice. Lebih kedalam lagi kalian bakal tersedot perhatiannya dengan jenis-jenis makanan yang dijual disini dari yang halal sampai non halal. Penjualnya ada yang memakai sampan juga jadi menyerupai floating market tradisional versi mininya. Kalau kalian mau belanja disini juga banyak toko souvenir ala thai dengan semua pernak pernik gambar gajah yang khas itu. Pada akhirnya tetep kalap lagi fuihhh!!

***

(Sofie)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here