Isu LGBT Kian Santer, Ini 3 Film Gay yang Pernah Booming

Isu kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) selalu menjadi isu hangat khususnya di negara kawasan Asia. Beberapa waktu lalu, Deddy Corbuzier sempat mengunggah video podcast bersama pasangan gay yang sempat viral di sosial media, TikTok, Ragil Mahadirka. 

Tak harus menunggu lama video tersebut langsung menjadi sasaran empuk netizen yang mengira Deddy mendukung pasangan LGBT tersebut. Berbeda dengan Indonesia, negara Barat justru dapat mengaplikasikan isu LGBT tersebut ke dalam apa pun, termasuk film.

Film tentang gay atau pasangan sesama laki-laki memang sering kali dicitrakan sebagai kehidupan yang buruk. Namun tak selalu begitu, kisah haru biru mengenai kehidupan juga terselip di dalamnya. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak rekomendasi film gay barat terbaik yang bisa kalian tonton bahkan diantaranya diangkat dari kisah nyata. 

Melalui 3 rekomendasi film di bawah ini diharap bisa mendapatkan sudut pandang lain dalam melihat kisah cinta.

1. Brokeback Mountain (2005)

Brokeback Mountain merupakan salah satu rekomendasi film gay barat terbaik yang tak boleh dilewatkan. Film ini bercerita tentang kisah tragis dua orang cowboy Ennis Del Mar (Heath Ledger) dan Jack Twist (Jake Gyllenhaal) yang awalnya tak saling kenal menjadi peduli dan saling cinta.

Kisah cinta yang terjadi pada tahun 1963 itu sebenarnya terus berlanjut, tapi seolah sama-sama dilupakan oleh mereka berdua. Keduanya menikah dan punya anak seperti keluarga pada umumnya. Namun ternyata, mereka sama-sama merasa kehilangan satu sama lain dan bertemu lagi setelah beberapa tahun.

Mereka pun menjalani hubungan gelap, tetap bercinta sambil terus menyembunyikannya dari pasangan masing-masing. Saat menontonnya, kalian tak hanya akan disuguhkan pemandangan indah pegunungan, tapi juga akhir cerita yang cukup tragis dan bikin nangis.

2. Milk (2008)

Film gay yang satu ini diangkat dari kisah nyata tentang kehidupan Harvey Milk (Sean Penn), politikus AS pertama yang terbuka sebagai laki-laki gay yang berhasil menduduki kursi di San Francisco Board of Supervisors pada 1977. 

Film ini menceritakan kilas balik saat Milk menginjak usia 40 tahun dan ingin terjun ke dunia politik di awal 1970-an. Perjalanannya sampai akhirnya mendapatkan kursi di ruang politik tidak selalu mulus, kekasih pertamanya Scott Smith (James Franco) meninggalkannya karena mengarahkan gerakan aktivisme mereka ke ranah politik. Ada juga Jack Lira (Diego Luna), kekasih keduanya yang tidak terlalu menyukai ambisi itu dan memutuskan untuk mengambil langkah ekstrim dengan gantung diri.

Film berakhir dengan perseteruan antara Milk dengan sesama politikus Dan White (Josh Brolin) yang konservatif. Dari sudut pandang politik dan sosial keduanya jauh berseberangan, maka dari itu Milk dan White memiliki hubungan yang kurang bagus. Puncaknya ketika White merasa dikhianati oleh Milk karena ia tidak ingin membantunya dalam kampanyenya menolak pendirian rumah sakit jiwa. Konflik tersebut dibarengi dengan berbagai masalah lain yang berujung dengan White membunuh Milk. 

3. Moonlight (2016)

Moonlight menjadi rekomendasi film gay barat terbaik dengan tema identitas, seksualitas, dan keluarga yang sangat menyentuh karena menceritakan perjalanan hidup pemeran utamanya, Chiron yang beberbicara lewat cinematography yang indah. Kualitas film ini juga diakui dengan memenangkan piala Oscar untuk kategori Best Picture pada Academy Awards 2017. 

Film ini dibagi menjadi tiga tahap kehidupan Chiron. Masa kecilnya dipenuhi dengan perundungan dari teman-teman sebayanya karena ia ‘berjalan dengan aneh’ dan sering diejek menggunakan slurs atau kata yang merendahkan komunitas LGBT. Chiron kecil yang diperankan Alex Hibbert kemudian bertemu dengan Juan (Mahershala Ali) yang menjadi panutan dalam hidupnya. 

Tahap kedua, yaitu masa remajanya Chiron yang kali ini diperankan oleh Ashton Sanders. Chiron remaja menjalin hubungan dengan sahabatnya Kevin. Namun, masa remajanya tidak jauh berbeda dengan masa kecilnya yang penuh perundungan bahkan jauh lebih keras. Masa remajanya ini ditandai dengan satu kasus yang membuat Chiron harus masuk ke ‘penjara’ khusus anak di bawah umur. 

Saat memasuki usia dewasa Chiron, diperankan Trevante Rhodes, mengganti namanya sebagai Black. Masa dewasa yang ditunjukkan dalam film menjadi krusial karena secara bersamaan menampilkan Chiron yang ‘dikeraskan’ oleh lingkungannya’ sekaligus sosok yang belum sembuh dari trauma masa kecil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here