Hits Citayam Fashion Week Tongkrongan Bonge dkk, Kopi Keliling Laris Capai Rp 700 Ribu Per Hari

Roy Citayam dkk (sumber: ig roy tampan)

Jakarta meninggalkan beragam kisah dan warna. Dua pekan terakhir ini, berdengung di telinga kita “Citayam Fashion Week”. Kegiatan yang dilakukan remaja pinggiran Jakarta untuk unjuk eksistensi memamerkan outfit “Street Style” atau Gaya Jalanan. Dari fenomena ini pula, lahir sosok-sosok remaja yang mendadak viral, bisa dibilang mendadak jadi artis, seperti Roy Citayam, Bonge, hinga Jeje.

Lokasi mereka memeragakan outfit street style ini tepatnya ada di Dukuh Atas, Kawasan Stasiun Sudirman. Nggak perlu busana “branded”, yang penting berani berekspresi. Inilah yang disajikan remaja-remaja dari pinggiran Jakarta.  Membuat beberapa kalangan remaja merasa “relatable”, dan memadati Kawasan ini.

Kenapa dinamakan Citayam Fashion Week?  Istilah ini muncul  saat banyak konten video di TikTok yang mengabadikan momen anak muda asyik nongkrong dan adu fashion style di Kawasan stasiun Sudirman, Jakarta Pusat.

ikon anak pinggiran Jakarta dari Citayam fashion Week, Roy dan Jeje (sumber: Instagram roy tampan)

Usut punya usut, anak muda yang nongkrong dan mengkreasikan Citayam Fashion Week ini asalnya dari Citayam hingga Bojonggede.

Para anak muda tersebut ingin show berlenggak lenggok di depan banyak orang seolah sedang berada di Panggung Paris Fashion Week. Maka jadilah istilah Citayam Fashion Week.

Sabtu (16/7) malam hingga Minggu (17/7) Kawasan stasiun Sudirman-Dukuh Atas ini ramai dipadati pengunjung. Datang Cuma sekedar ikut “hype” atau “fenomena” Citayam Fashion Week, atau beruntung kalau bisa berfoto bareng ikon-nya Citayam Fashion Week yang lagi dibicarakan seperti: Bonge, Roy, Jeje dan kawan-kawan.

suasana akhir pekan

“Ya, sengaja datang ke sini karena ingin ketemu Jeje sama Bonge. Tapi nggak tahu nih, dari tadi juga nggak kelihatan,” ujar dua orang pengunjung remaja.

Bonge, ikon penguasa stasiun sudirman


Kemudahan Akses dan Murah di Ongkos Kawasan Dukuh Atas memang Sedang dikembangkan sebagai Transit Oriented Development (TOD), atau sistem transportasi yang mempertemukan lima jenis transportasi publik (MRT, Transjakarta, Kereta bandara, Commuter Line, dan LRT Jabodetabek). Dengan begitu akhirnya memudahkan para remaja untuk nongkrong di sana dengan ongkos yang murah.

Nggak perlu nongkrong di café, nongkrong di Kawasan Stasiun Sudirman-Dukuh Atas kini rasanya  lebih hits, lebih murah pula ngopinya. Citayam Fashion Week memang berimbas cukup siginifikan bagi para pedagang Starling (starbak keliling) atau kopi keliling, yang biasa kita lihat memang ada di pinggiran jalan, bermodalkan sepeda, termos, dan kopi sachet. Segelas kopi ini paling mahal harganya Rp 5000,- .

Padatnya pengunjung seperti akhir pekan ini, membawa rezeki mendulang bagi pedagang kopi keliling. “Biasanya, hari-hari sebelum ada begini, sehari paling 200 ribu. Sejak ada Citayam Fashion Week ini, bisa laku 100 gelas sampai 150 gelas, bisa lebih. Sehari bisa dapat 700 ribu,” ucap salah seorang pedagang, Rafli.

Tapi malam minggu, 16 Juli kemarin menjadi lebih luar biasa lagi. Karena benar-benar ramai, sudah seperti pusat hiburan. Fakta ini menjadi candaan sendiri oleh beberapa orang. Kalau melihat bisa jualan kopi sachet per hari Rp 700 ribu, bisa alih profesi saja jadi pedagang Starling. “Kalau sehari 700 ribu, jualan 25 hari saja, sudah berapa? Bisa Rp 17,5 Juta, ya jualan kopi sachet saja,” ucap seorang sumber.

Gimana ladies? Sudah mencoba mendatangi Citayam Fashion Week, atau mau mencoba berdagang kopi keliling di area ini, mumpung lagi hits?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here