Hati-Hati Nggak Semua Close Friend di Sosmed Benaran Sohib

\

Sepanjang akhir pekan lalu, bahkan sampai hari ini, jagat maya digegerkan dengan kasus video seleb yang dianggap tak senonoh. Kali ini, korbannya adalah Zara Adhisty, eks personel girlband JKT’48. Sepotong video yang viral tersebar di dunia maya ini mempertontonkan Zara dicium penuh nafsu oleh kekasihnya yang jauh lebih dewasa, musisi Okin—dudanya selebgram Rachel Vennya, beranak dua. Ah, ciuman itu penuh gairah, nafsu, senafsu-nafsunya.

Selain ciuman ala french kiss itu, terlihat pula mereka bobo bareng sekamar, tampak mesra di ranjang. Ada lagi yang memperlihatkan Okin duduk di tepi ranjang, dan Zara mengambil gambar Okin dari tempat tidur. Sebenarnya bukan video yang kelewat vulgar. Tapi jadi masalah, karena yang ciuman perempuan berusia 18 tahun dengan duda beranak dua, lalu mereka tampak tidur di satu ranjang bersama, tapi belum menikah.

Keintiman ini diunggah Zara di Instagram Storiesnya. Sudah diproteksi juga oleh Zara, dengan meminimalisasi, siapa saja yang bisa melihat postingan tersebut. Zara telah menyeting agar yang bisa melihat postingan tersebut, hanya “close friend”-nya saja. Dengan harapan, teman dekat takkan menyebar dan usil dengan postingan ini.

Nyatanya, selang beberapa lama, video ini tersebar di dunia maya. Berarti, ladies, siapa yang nyebar? Yang punya akses “close friend” bukan? Kemungkinan salah satu temannya sendiri dari “close friend” tersebut yang menyomot video dan menyebarnya. Ini bukan kali pertama terjadi di kalangan seleb, “Close Friend” sendiri yang menyebar curhatan atau kekesalan kita di Stories, video yang agak intim, atau foto syuuur di sosmed. Salah satunya, Prilly Latuconsina. Tahun lalu, curhatannya tentang seorang karyawan tersebar di dunia maya, oleh kalangan “close friend”nya.

Belajar dari kasus Zara atau seleb lainnya, yang jadi “korban” “close friend” di sosial media, bagaimana sebaiknya kita bersikap di sosial media. Yakin, lingkaran “close friend” mu benar-benar temanmu? Mari kita sharing sejenak dan berbagi tips.

  • Definitely, Jangan Percaya Orang Sepenuhnya, Sekalipun Katanya Teman

Kalau di kehidupan nyata saja, sehari-hari banyak orang enggak bisa dipercaya, apalagi di sosial media. Lebih tak terkontrol, meskipun sudah kamu batasi lingkaran teman yang bisa melihat postinganmu. Sama seperti di tempat kerja, di kampus, di keluarga, selalu ada orang, yang meski labelnya “teman”, “sahabat”, “saudara”, “kakak”, “adik”, tapi sikapnya beda di depan, beda di belakang. “Inner circle dan close friend bukan jaminan. Sama sekali bukan jaminan, bisa dipercaya,” ujar pemerhati Budata dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia, Dr. Firman Kurniawan S.

Bukankah dalam beberapa kasus, justru sesama close friend, malah menjadikan masalahmu sebagai bahan perbincangan mereka? Nah, ini lebih gawat, bukan sekedar jadi bahan perbincangan. Video ini, langsung disebar ke seluruh warga Indonesia. Tapi kenapa? Kenapa ‘oknum’ yang katanya teman itu melakukannya? Ladies, Manusia sangat kompleks. Kita tidak bisa mengontrol hati dan pemikiran mereka. Apalagi Zara adalah idola. Bukankah sifat dasar manusia juga; iri, sirik, dengki, benci, sebal? Motivasinya bisa beragam, kenapa tega melakukan hal seperti ini pada teman sendiri. Jadi, please, jangan percaya manusia apapun labelnya. Percayalah sama Tuhan.

  • Pahami, Bahwa Curhat atau Share Hal Intim di Sosmed Sangat Beresiko

Haters dan lovers selalu ada di sosial media. Ada yang memihak, ada yang menyangkal. Yang bahaya, adalah bajunya lovers, tapi dalemannya sebenarnya haters. Di dunia maya, hal seperti ini akan lebih tidak terdeteksi lagi. Apalagi kalau followersnya jutaan. Sebaiknya, pertimbangkan baik-baik apa yang akan kita posting. “Akibat buruk pasti ada, kalau enggak siap sebaiknya enggak usah (posting),” ungkap Firman.

Pikirkan, kenapa harus posting video kemesraan di sosial media? Apa gunanya? Kalau memang nggak ada manfaatnya, lebih baik tidak usah. Daripada menuai keresahan, kecemburuan. Ya, kan? Apa gunanya? Pikirkan kembali. Demikian juga dengan curhatanmu, kekesalanmu. Kecuali kamu sengaja, ya, Ingin semua orang tahu kalau kamu lagi kesal, lagi sedih. Asalkan tidak ada efek bahayanya yang kan berimbas ke kamu lagi.

  • Belajar Dari Banyak Kasus, Sebaiknya Tidak Merekam Apalagi Menyebar Aktivitas Intim

Setiap orang memang punya karakter dan  kebiasaan masing-masing. Merekam aktivitas saat berhubungan intim, mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai momen yang perlu diabadikan. Karena saking sayangnya, saking spesialnya. Bisa saja. Atau memang sekedar untuk have fun atau kepuasan? Entahlah, pasti mereka punya alasannya. Kasusnya sudah banyak, dari zaman video Ariel dan Luna Maya, video 19 detik Gisela, hingga video Zara-Okin ini.  Yang terakhir ini, dia sendiri yang mengunggah di sosial media, disebarkan kemudian oleh “close friend”.

Belajar dari kasus ini, sebaiknya memang membagi momen di sosial media, cukup momen yang biasa-biasa saja. Enggak perlu sampai aktivitas ranjang. Ingat, mengunggahnya di sosial media sangat beresiko. Kita enggak  tahu mana yang benaran teman mana yang hanya berkedok teman, di dunia maya pula. Ada saja haters, ada saja yang enggak suka, dan bisa bertindak semaunya tanpa bisa kita kontrol. Jadi, berpikir panjanglah sebelum mengunggah sesuatu. Dipilah-pilah, mana yang diunggah, mana yang sebaiknya disimpan sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here