Baru-baru ini sedang viral video di TikTok dan Twitter dimana kemaluan seorang wanita dikerubungi oleh belatung. Tak sampai disitu, video yang tak lazim tersebut kemudian menampilkan wanita tersebut sedang melakukan hubungan seksual.
Video belatung itu berasal dari World Star yang mengklaim wanita tersebut melakukan hubungan seks tanpa kondom dan terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang mengakibatkan belatung tumbuh di bagian kemaluannya. Namun, beberapa dugaan warganet Indonesia mempercayai pengidapnya mengalami gangguan seksual.
Dilansir dari Psychology Today, hal tersebut merupakan fetish formicofilia yang berarti menginginkan hewan melata ada di bagian tubuhnya saat sedang melakukan hubungan seksual. Kepuasan yang ingin didapatkan oleh pengidap fetish formicofilia adalah sensasi geli, menyengat atau dalam kasus siput, sensasi berlendir, atau penderitaan psikologis pada orang lain.
Dalam kasus menempatkan hewan melata ke dalam vagina, ada beberapa risiko. Pertama, cacing tanah tidak mungkin bertahan saat ditempatkan ke dalam vagina, di mana mereka akan terjepit atau mati lemas dengan cepat. Kerapuhan cacing juga bisa berarti bahwa potongan-potongan kecil dari tubuh mereka berakhir tertinggal di vagina mereka setelah tindakan seksual selesai.
Akibatnya, meninggalkan benda asing di dalam vagina dapat menyebabkan iritasi, kerusakan, dan infeksi, mengganggu keseimbangan pH vagina yang halus.
Pakar seks dr. Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS, menanggapi kemungkinan video yang viral itu hanya rekayasa. Hampir mustahil bisa ada belatung di dalam vagina karena hewan ini hidup dengan mengonsumsi jaringan mati.
Dari sisi medis, penyakit menular seksual pun tidak ada yang sampai memicu kemunculan belatung di organ intim. “Kencing nanah ataupun sifilis tidak seperti itu. Tidak ada belatungnya kelihatan,” ucap dr. Boyke.
“Jadi kalau bisa ada belatung sampai nempel-nempel itu bohong banget. Benar-benar hanya ingin membikin syok saja,” tambahnya