Viral! Senator Amerika Tom Cotton Rasis Pada CEO TikTok, Sebut Shou Zi Chew Cina Berulang Kali

Kredit: Getty Images

Senator Amerika Tom Cotton dikritik karena mempertanyakan kewarganegaraan CEO TikTok Shou Zi Chew berulang kali dan apakah dia memiliki hubungan dengan Partai Komunis Cina selama sidang yang memanas pada hari Rabu (30/1) waktu setempat hingga viral TikTok.

CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan Komite Kehakiman Senat bersama CEO Meta, X (sebelumnya Twitter), Snap, dan Discord tentang risiko materi pelecehan seksual terhadap anak-anak di platform mereka. Ini adalah kedua kalinya Chew berada di tempat yang sama setelah rapat dengar pendapat dengan parlemen Amerika tentang data privasi di bulan Maret 2023.

Pada satu titik, Cotton berulang kali menanyakan apakah Chew pernah menjadi anggota atau berafiliasi dengan Partai Komunis Cina, Chew, yang jelas semakin frustrasi, selalu menjawab bahwa dia orang Singapura.

Cotton juga menanyakan apakah Chew memiliki kewarganegaraan atau paspor selain Singapura. Chew bilang tidak, karena Cina maupun Singapura tidak mengizinkan kewarganegaraan ganda.

Ini bukan pertama kalinya anggota parlemen negara adikuasa itu menyiratkan (atau dalam kasus Cotton, langsung menyatakan) bahwa Chew memiliki hubungan dengan Partai Komunis Cina.

Selama sidang parlemen pada bulan Maret, wakil rakyat Amerika Dan Crenshaw mengajukan pertanyaan tentang apakah Chew harus mematuhi undang-undang intelijen nasional Cina yang mengharuskan warga negara untuk bekerja sama dengan badan intelijen pemerintah.

Anggota kongres kembali mengajukan pertanyaan tersebut pada hari Rabu, ketika Chew mencoba menjelaskan bahwa setiap bisnis yang beroperasi di Tiongkok harus mematuhi hukum.

shou zi chew
Shou Zi Chew ditunjuk menjadi CEO aplikasi berbagi video TikTok menggantikan Kevin Meyer pada 2021

TikTok adalah target populer bagi Partai Demokrat dan Republik, karena perusahaan tersebut berkantor pusat di Cina. Perusahaan yang terkait dengan pemerintah Cina itu juga memiliki 1 persen saham di perusahaan induk TikTok, Bytedance. Ketika kedua partai politik tersebut ingin bersikap keras terhadap Cina, menindak TikTok adalah langkah yang mudah.

Partai Republik juga sering menggunakan TikTok sebagai kambing hitam karena platform tersebut populer di kalangan anak muda, yang mayoritas cenderung berhaluan kiri.

Akibatnya, netizen pun mem-bully senator Amerika tersebut karena sama-sama lulusan Harvard tapi memiliki kecerdasan yang berbeda. Netizen juga memuji kesabaran Shou Zi Chew dalam menghadapi pertanyaan rasis Tom Cotton.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here