Taylor Swift Marah Dituding Bagian Dari LGBTQIA+ Atau Queer

taylor swift

Baru-baru ini Taylor Swift keberatan dengan artikel opini yang dibuat oleh penulis New York Times, menyinggung seksualitasnya. New York Times merilis sebuah opini yang berspekulasi jika Taylor sudah memberikan isyarat sebagai seorang queer sepanjang kariernya.

“Queer” sendiri adalah sebutan untuk mereka yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari LGBTQIA+.

Opini yang diterbitkan pada 4 Januari 2024 lalu ini, mengumpulkan daftar yang disebut sebagai ‘bukti jika Taylor Swift bagian dari LGBTQIA+.

Anna Marks, sang penulis, menduga jika lirik ‘dropped hairpins (menjatuhkan jepit rambut’ adalah istilah gaul untuk memberitahu orang lain jika kamu adalah seorang queer. Ia juga meng-highlight bagaimana warna bendera biseksual di video music ‘You Need To Calm Down’.

Jepit rambut yang terjatuh itu mulai muncul dalam kesenian Ms. Swift jauh sebelum identitas queer tidak dapat disangkal lagi menjadi sesuatu yang dapat dipasarkan ke arus utama Amerika. Mereka menunjukkan kepada orang-orang queer bahwa dia adalah salah satu dari kita,” ungkap Anna Marks, dalam opini di New York Times.

Seorang sumber mengklaim, Taylor Swift dan pihaknya marah akibat opini yang terbit di New York Times itu. Katanya, opini tersebut invasif, tidak benar, dan tidak pantas.

“Sepertinya tidak ada batasan yang tidak dapat dilewati oleh para jurnalis saat menulis tentang Taylor, terlepas dari seberapa invasif, tidak benar, dan tidak pantas hal tersebut dilakukan – semuanya berada di balik selubung ‘opini’,” kata seorang sumber, dilansir dari Page Six.

“Karena kesuksesannya yang luar biasa, pada saat ini ada arus berbentuk Taylor dalam etika masyarakat,” tambahnya.

 Taylor Swift sendiri pernah menyangkal tuduhan sebagai seorang queer kepada Vogue tahun 2019 lalu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here