Saat Cinta Bertepuk Sebelah Tangan, Apa yang Harus Dilakukan Agar Cepat MOVE ON?

Inginnya bertemu orang yang kita cintai dan mencintai kita. Hidup kan terasa lengkap, ketika kita memiliki cinta yang dapat mengisi dan melengkapi kehidupan kita. Tetapi, terkadang kisah hidup tak selamanya berjalan mulus. Pun, setiap orang memiliki kisah yang berbeda-beda. Ada yang mulus-mulus saja, langsung bertemu cinta sejatinya. Ada yang harus berliku, merasakan sakit, patah hati, hingga bertepuk sebelah tangan.

Gimana kalau mengalami cinta yang bertepuk sebelah tangan? Atau sekarang mungkin kamu tengah mengalaminya, dengan seseorang yang sudah dekat denganmu? Dekat bukan berarti ada cinta. Cinta bisa diinterpretasikan, diterjemahkan dalam beragam definisi. Cinta sebagai keluarga, cinta sebagai sahabat. Jangan berlama-lama, berlarut dalam kekecewaan cinta yang bertepuk sebelah tangan. Karena sakit yang kamu  rasa di hati, lama-lama juga bisa memengaruhi fisikmu, lho. Lalu, bagaimana caranya move on? Mungkin kamu sekarang tengah lemas, sambil merintih meminta pertolongan untuk keluar dari situasi yang menyakitkan ini.  Ini beberapa cara yang mungkin bisa membantumu.

  • Belajar Menerima Kenyataan

Bagi sebagian besar perempuan, menerima kenyataan kadang sulit. Apalagi kenyataan kalau si dia ternyata memang tak memiliki rasa cinta layaknya pria ke wanita. Perempuan banyak “denial” dan terkungkung pada pemikirannya sendiri. C’mon, ayolah belajar jujur pada diri sendiri dan belajar menerima kenyataan. Perkataan dia, tindakan dia, rasanya sudah cukup untuk kamu terima, bahwa cinta ini bertepuk sebelah tangan. Sakit memang. Tapi lebih baik menerima. Ini bukan berarti kamu kurang menawan atau tak pantas untuk dia. Bisa jadi, ini jadi sinyal kiriman dari alam, kalau dia memang bukan orang yang tepat untukmu, bukan juga yang dipilih Tuhan untukmu. Tarik nafas, ambil waktu sendiri, dan belajar menerima. Jangan melawan, dan jangan terus mengejarnya. Percayalah, akan sia-sia. Ini akan membuat harga diri terlukai, dan kamu sendiri kelelahan. Kasihan, jadinya. Please, sayangi dirimu.

  • Lampiaskan Perasaanmu Lewat Beragam Cara

Rasa sakit, sedih, yang menyesakkan, membuat energy kita menurun. Ini tak baik dipendam, karena akan memengaruhi psikis dan fisik mu. Keluarkan, curahkan perasaanmu. Menangis, merupakan salah satu cara. Luapkan dalam tangis. Teriak di kamar tidur, atau kamar mandi. Bicara pada orang. Atau, gunakan beragam media untuk melampiaskannya, untuk menjadi sesuatu yang positif. Contohnya, melampiaskannya lewat tulisan. Bisa menjadi surat, bisa menjadi puisi, bisa menjadi cerpen, atau cerita, bisa menjadi lirik lagu. Bisa juga melampiaskannya lewat lantunan nada-nada. Atau melampiaskannya melalui lukisan. Apapun itu. Ini membantu membuatmu jadi lebih lega. Nilai plusnya, kesedihan itu bisa menjadi karya, dan mungkin bisa jadi dinikmati orang lain.

  • Putuskan Hubungan di Media Sosial atau “Puasa” Media Sosial Sejenak

Hari gini, di eranya media sosial, semuanya terkoneksi di dunia maya. Bahkan media sosial kini menjadi salah satu alat “flirting” dan bisa jadi bukti ungkapan cinta seseorang. Nah, kalau lagi patah hati sama si dia, tapi masih terkoneksi di media sosial, ini jadi tantangan kekinian. Setiap kali buka aplikasi, ada notifikasi atau postingan terbaru dia. Mau nggak mau lihat, mau nggak mau jadi tergerak “kepo”. Parahnya, jadi stalking gerak-gerik dia di media sosial. Kapan move-on nya? Ya, nggak, sih? Makanya, ada baiknya, dalam rangka move on, coba putuskan dulu semua hubungan di media sosial. Terpaksa unfollow. Kalau perlu sekalian block dulu WhatsApp, biar kamu nggak usah lihat-lihat status whatsapp-nya juga. Kalau nggak tega unfollow, berarti kamu yang harus rela “puasa” dari dunia maya. Log out dulu sementara, atau Uninstall aplikasi media sosial mu, beri waktu untuk tidak ada di dunia maya untuk beberapa saat.

  • Menyibukkan Diri Dengan Kegiatan-Kegiatan Bermanfaat

Banyak perempuan sulit menerima kenyataan, hingga mengulang-ulang memori masa lalu. Dia kan begini, harusnya kita begini. Atau ciri lain perempuan umumnya suka menyalahkan dirinya sendiri. “Seharusnya aku begini, mungkin aku harus coba lagi,…” Please, jangan terus “denial” dan menyiksa diri. Kembali ke masa lalu hanya membuat hati semakkin perih, kepala semakin pusing, mental semakin terpuruk.

Fokuslah pada masa sekarang dan jangan lupa untuk membahagiakan diri sendiri.

Cobalah menyibukkan diri dengan hal-hal yang kamu sukai, yang mungkin tidak bisa/sempat kamu lakukan ketika si dia masih ada di sekitar kamu. Ketahuilah bahwa dunia belum berakhir dan masih banyak yang bisa kamu lakukan dengan atau tanpa dirinya. Baca buku atau nonton film untuk memperkaya wawasan, daftar nge-gym, dan dengarkan motivasi yang positif.

Lakukan hal ini sesegera mungkin untuk menghindari pikiran-pikiran depresif yang menghantui benakmu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here