Review The Tearsmith: Kisah Cinta Terpendam, Erotis dan Intens

The Tearsmith merupakan film remaja asal Italia yang dirilis Netflix di awal bulan April 2024 ini. Diangkat dari novel populer karya Erin Doom. Saat ini, The Tearsmith telah menduduki posisi nomor 6 dalam TOP 10 Trending Netflix Indonesia. Kalau kamu suka tema “cinta terlarang”, “romansa dari masa kecil”, The Tearsmith tampaknya menjadi pilihan hiburan yang agak berbeda di liburan ini.

Tak hanya romansa, The Tearsmith juga memberikan sentuhan “dark”, sebagai latar belakang dua tokoh utama dalam film ini, Rigel (Simone Baldasseroni) dan Nica (Caterina Ferioli).

The Tearsmith mengisahkan Nica dan Rigel yang mulanya tinggal di panti asuhan. Panti Asuhan yang punya sisi “dark”, dengan Margareth kepala Panti Asuhan, punya kecenderungan suka menghukum dan menyiksa anak Panti. Hanya Rigel, anak cowok di Panti Asuhan dengan kemampuan bermain piano, yang menjadi anak emas Margareth. Sehingga ia tak tersentuh sama sekali.

Sosok Rigel yang pendiam, kadang terkesan dingin, membuat Nica sebagai pendatang baru merasa tak nyaman, dan kadang takut. Tapi ia tak tahu, sebenarnya Rigel bersikap demikian punya alasan sendiri. Sampai beberapa tahun kemudian, Nica remaja diadopsi oleh sebuah keluarga. Tak hanya Nica, keluarga tersebut pun mengadopsi Rigel. Hal terakhir yang diinginkan Nica. Kenapa harus Rigel?

Kini mereka tinggal di bawah satu atap sebagai adik-kakak. Meski dingin dan cuek, Rigel diam-diam mengawasi dan menjaga Nica dari anak-anak baru di sekolah mereka. Makin lama, Nica merasa, dari kejauhan, sebenarnya Rigel punya sikap posesif. Nica jadi penasaran, dan mencoba mendekati Rigel. Tumbuh ikatan tak terduga di antara mereka. Ada rasa dan dorogan hasrat antara Nica dan Rigel. Apalagi setelah ada teman cowok yang mendekati Nica. Kecemburuan, posesifnya Rigel semakin terlihat.

Intens penuh gairah, percikan asmara menggebu di antara mereka. Tapi status mereka kini kakak-adik. Dilema baru bagi Nica dan Rigel.

Karakter Rigel sangat misterius. Tak tertebak, hingga hampir di pertengahan film, dia yang terlihat “keras” dan “mencekam” ini ternyata, sejak lama telah menjadi pendukung dan penjaga Nica, tanpa diketahui Nica. Film ini memang terkesan “dark”. Bahkan mawar sebagai simbol cinta di sini pun digambarkan dengan mawar hitam, bukan mawar merah.

Alur bergerak cepat. Emosi, hasrat yang terpendam, rasa ingin memiliki, dan gairah antara kedua pemain di layar tampil meyakinkan. Pesannya, jangan menilai sesuatu dari luarnya saja. Terkadang yang tampak menakutkan tidak semenakutkan kelihatannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here