Ketika Warga Belanda Ikutan Jaran Kepang dan Main Layangan di “De Cultuurtuin” Amsterdam

De Cuktuurtuin di Amsterdam

Pandemi berkepanjangan membuat sejumlah turis manca negara harus menahan rindunya untuk mengunjungi Indonesia. Tak terkecuali dengan masyarakat Belanda yang biasanya begitu mudah mengunjungi Indonesia menikmati keindahan panorama dan budaya di bumi katulistiwa tersebut. Sebagai obat penawar rindunya, tiga penggiat event, seni, dan musik Indonesia di Belanda menggagas sebuah kegiatan pertunjukan dan lokakarya seni permainan Indonesia di “negeri kincir angin” tersebut.

Ketiga inisiator pecinta seni budaya Indonesia yang berdomisili di Belanda: Heri Sasmito, Annika Kuyper, dan Theo Pramono tersebut semangat menggagasĀ  sebuah eventĀ  seniĀ  dan permainan anak Indonesia di BelandaĀ bertajuk ā€œDe Cultuuruinā€ yang berarti taman budaya. Ā Ā Ketiganya Ā melaluiĀ  sebuah sinergi payung yang berbeda:Ā  Mitos Event Media, Matahari Media, dan Restroom Production di Belanda melakukan sinergi bersama untuk mengangkat kembali seni budaya Indonesia didukungĀ  Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)Ā  di Belanda dan Fund for Cultural Partcipation. Mereka menggelar workshop kesenian dan permainan nusantara di BelandaĀ  selama 3 hari padaĀ  akhir pekan lalu (30 Juli – 1 Agustus 2021) di salahsatu lokasiĀ  kuliner Amsterdam, Belanda,Ā  Haddock Restaurant.


Duta Besar RI untuk Belanda HE Mayerfas Memberikan Sertifikat Belajar Budaya Indonesia untuk Peserta De Cultuurtuin

Menurut Heri Sasmito dari Mitos event Media di Belanda, ā€œDe Cultuurtuinā€ (taman budaya) merupakan sebuah  project paduan dari  edukasi dan entertainment  yang mengangkat kembali   pertunjukan seni budaya Indonesia yang dikemas dalam bentuk Workshop. ā€œDalam kegiatan ini, kami mengangkat   tema  budaya   melalui  sejumlah   permainan anak nusantara  dan  mengajak anak-anak diaspora Indonesia yang terlahir di Belanda maupun masyarakat Belanda  untuk terlibat aktif lewat  berbagai aktivitasnya. De Cultuurtuin memperkenalkan dan mengenang  kembali  sejumlah seni  permainan khas  Indonesia  yang  unik, menarik, dan mengasikan kepada masyarakat  yang berada  di Belandaā€, jelas Heri Sasmito.

Aktivitas De Cultuurtuin (Taman budaya) digelar lwat  sebuah program interaktif yang menyenangkan  dimana anak-anak dapat  terlibat secara langsung mengikuti  setiap  permainan di dalam ajang tersebut. Beberapa di antaranya dikemas dalam bentuk pelatihan  prakarya yang juga dapat  melibatkan peran aktif orang tuanya.  Setiap harinya kegiatan  De Cultuurtuin  terbagi  atas   3 sessi menarik  yang memungkinkan  pengunjung  secara bergantian mengikuti  setiap  aktivitas seni pemainan menarik khas Indonesia. 

Sejak hari pertama antusiasme  pengunjung  kegiatan De Cultuurtuin  cukup tinggi dengan hadirnya workshop tarian tradisional Indonesia. Salahsatunya tarian jaran kepang asal Ponorogo, Jawa Timur, yang berhasil  menarik perhatian pengunjung, terutama anak-anak, untuk terlibat aktif mengikuti workshop dipandu instruktur tari Indonesia Madaloka dari Rotterdam. Aktivitas ini juga mendapatkan perhatian besar dari  Duta Besar RI di Belanda HE Mayerfas yang turut menyaksikan kegiatan tersebut.  Sementara itu pada hari kedua, kegiatan De Cultuurtuin  dilanjutkan dengan pertunjukan seni musik  angklung  bersama kelompok musik Melodi Bambu yang beranggotakan sejumlah orangtua asal Indonesia yang berdomisili di Belanda. Bahkan, ketika salahsatu hits lagu anak Indonesia ā€œBurung Kakak Tuaā€ dibawakan dengan musikalisasi angklung, seluruh pengunjung tua dan muda turut  spontan menyanyikannya secara bersama menambah keseruan ajang De Cultuurtuin ini.

Event De Cultuurtuin pada hari terakhir  ditutup dengan Workshop permainan layang-layang yang bisa diikuti anak dan orangtuanya.  Walaupun sempat diwarnai rintik hujan, semangat mengenal seni permainan layangan di hari terakhir ini  juga cukup menyita perhatian pengunjung.  Dipandu  oleh penggiat layang-layang asal  Indonesia yang berdomisili di kota Alkmaar Belanda,  Ajo Chudria, para peserta cukup  menikmati  pelatihan membuat layang-layang hingga akhir acara berlangsung. Bahkan keceriaan terus berlanjut saat hujan mereda di siang hari. Peserta anak-anak dan orang tua yang telah menuntaskan pembuatan layang-layangnya berpindah ke lapangan sepakbola  dekat Haddock Restaurant untuk mencoba permainan  layang-layang  hasil karyanya.  Tak kalah membanggakannya, para peserta anak juga mendapatkan semacam sertifikat apresiasi belajar budaya Indonesia dari  De Cultuurtuin  yang ditandatangani oleh HE Mayerfas (Duta Besar Republik Indonesia untuk Belanda). 

Keceriaan Anak-anak Diaspora Indonesia di De Cultuurtuin, Amsterdam

ā€œSemoga kegiatan ini dapat menginspirasi  masyarakat di Belanda untuk selalu  mencintai  dan merindukan kunjungannya ke  Indonesia.  Kami  mencoba  menghadirkan sebuah ide sederhana dari pengalaman masa kecil  kami  di Indonesia dalam bentuk workshop kesenian dan permainan anak nusantara ini. Senang sekali melihat  antusiasme pengunjung  De Cultuurtuin  yang  luar biasa di  Belanda. Mudah-mudahan kegiatan  ini dapat  mengobati kerinduan kami terhadap Indonesia, sekaligus dapat menjadi rekreasi yang meringankan beban kita di tengah pandemi saat iniā€, tambah Heri Sasmito.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here