Kenapa Ambika Mod Memerankan Emma, Tokoh yang Pernah Dilakoni Anne Hathaway di One Day

Netflix merilis serial One Day pada 8 Februari lalu, sebuah serial yang diangkat dari Novel populer karya David Nichols, serta pernah difilmkan pada 2011 dengan judul sama, dibintangi oleh Anne Hathaway dan Jim Sturges. Sebuah film yang cukup ikonis, dan tak terlupakan bagi penggemar drama romansa.

Kini, versi serialnya dibintangi oleh Leo Woodall dan gadis keturunan India Ambika Mod. Alur dan kisah yang sama, serta tak kalah emosional dari versi filmnya. Chemistry yang baik antara Leo dan Ambika, sebagai Dexter dan Ema. Perjalanan sahabat menjadi cinta yang berliku, dengan ending menyesakkan. Dalam dua hari, serial ini menempati posisi Top 10 Trending Netflix. Banyak mendapat pujian, namun juga banyak yang menyayangkan bintang utama wanita, yang memerankan Emma.

Terbiasa dengan visual Anne Hathaway sebagai sosok Emma Morley, penonton sedikit kecewa dengan “visual” Ambika Mod. Kali ini memang berbeda, memilih keturunan Asia, untuk tokoh utama romansa David Nichols, yang aslinya digambarkan seorang wanita kulit putih. Mengapa, produser dan sutradara memilih aktris India untuk disandingkan dengan Leo Woodall?

Emma Morley dan Dexter Mahew, tokoh Ikonis One Day, karya David Nichols

Ambika sendiri awalnya hampir menolak peran ini. Ia merasa kurang pantas melakoni tokoh Emma Morley, yang sebelumnya diperankan oleh Anne Hathaway.

“Saya mulanya merasa agak di bawah tekanan. Rasanya saya tidak cocok, dan belum pernah ada, wanita seperti saya memerankan karakter seperti ini, karakter yang dibangun Nichols. Saya merasa tidak ada kemiripan dengan Emma, tokoh yang diciptakan Nichols, terutama secara fisik,” ungkap Ambika, dilansir dari The Standard.

Ambika Mod kini memerankan Emma

Ambika juga tahu, bahwa ia akan dibanding-bandingkan nantinya dengan Anne Hathaway yang terlanjur melekat dengan tokoh Emma sebelumnya.

“Emma dideskripsikan di novelnya sebagai wanita kulit putih. Namun, kali ini sepertinya tim penulis, produkser, ingin merepresentasikan sesuatu yang berbeda. Ada wanita-wanita seperti saya, yang termarginalisasi, yang tak mungkin terlihat di TV, bukan representasi, tapi justru ‘relate’ dengan beberapa wanita di kehidupan yang nyata,” jelas Ambika.

Tim penulis di sini, ingin menonjolkan lebih kepada kekuatan karakter, apa yang benar-benar ada di dalam diri seorang Emma, hingga menarik perhatian, seorang pemuda kulit putih, populer seperti Dexter.

Cerita One Day versi serial sama seperti film dan bukunya. Akhir kisah yang tragis, sad ending. Tapi memberikanmu, rasa manisnya persahabatan, ketulusan dan cinta selama perjalanan 10 tahun dari dua insan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here