Ini Dia Kemiripan Suku Metkayina di Avatar 2 dan Suku Bajo

Avatar: The Way of Water atau Avatar 2 memukau! Memberikan gambar yang menakjubkan, plot kuat, dan betapa sang sutradara James Cameron mampu merealisasikan beragam imajinasinya begitu nyata, dari alam, makhluk-makhluk lautan, flora hutan yang eksotis, hingga karakteristik penghuni Pandora.

Semua yang digambarkan Cameron tentang isi Pandora nggak main-main, ladies. Semua karakter, makhluk, semesta diciptakannya berdasarkan riset. Seperti tentang suku bangsa hutan dan suku bangsa laut Metkayina yang ada di film ini. Karakter ini sangat bernyawa, karena didasari riset berdasarkan karakter nyata suku yang ada atau eksis di dunia ini. Dan khusus Metkayina, Cameron mengaku terinspirasi dari sebuah suku di Indonesia.

Dalam sesi wawancaranya dengan National Geographic Cameron mengatakan “Untuk menciptakan budaya asli melalui kacamata Pandora, kami melakukan banyak riset tentang budaya pribumi yang sangat erat kaitannya dengan lautan. Ada suku [Bajo] di Indonesia yang tinggal di rumah panggung dan hidup di atas rakit. Kami mencari hal-hal seperti itu.” Bajo sendiri adalah suku yang dahulu sempat nomaden, sehingga saat ini keberadaan mereka telah banyak tersebar. Termasuk di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan wilayah Indonesia bagian timur lainnya.

Berdasarkan pernyataanya tersebut cukup jelas bahwa keunikan suku Bajo, baik secara langsung maupun tidak, telah meninspirasi penciptaan suku Metkayina di Avatar 2. Apa kesamaan suku Bajo dan Metkayina?

  1. Tinggal di Atas Perairan
    Persamaan yang pertama, baik Bajo maupun Metkayina, mereka sama-sama tinggal di atas perairan. Metkayina sendiri adalah suku Na’vi yang tinggal di laut, pulau, atau pesisir laut Pandora. Jika dilihat dari desa utama mereka yang disebut Awa’atlu, para Metkayina ini  membangun rumah gantung Marui tepat di atas air agar lebih memudahkan mereka untuk berenang atau melaut. Sama halnya dengan suku Bajo yang membangun rumah tradisional Baboroh dari batang pohon di atas laut dangkal. Tujuannya tentu saja agar mereka lebih mudah mengakses lautan ketika ingin melaut atau melakukan aktivitas lainnya.
  2. Mahir Berenang dan Menyelam Sampai Kedalaman Signifikan

Dari dahulu sampai sekarang, penduduk suku Bajo sangat terkenal sebagai perenang dan penyelam yang ulung. Tanpa baju selam khusus, dengan sekali tarikan napas penduduk suku Bajo terbukti bisa menyelam hingga kedalaman 70 meter dan menahan napasnya selama 13 menit. Berdasarkan hal tersebut tidak aneh jika akhirnya Cameron menjadikan Bajo sebagai salah satu inspirasinya dalam menciptakan Metkayina. Karena di Pandora sendiri suku Metkayina terkenal mampu menyelam dengan sangat dalam dengan sekali tarikan napas. Hal ini bahkan menjadi salah satu ujian yang harus dilalui oleh seorang Metkayina muda saat melakukan upacara kedewasaan iknimaya

3. Fisik yang Bermutasi

Karena telah menjalani kehidupan yang sangat lama di lautan, seiring berjalannya waktu tubuh seorang Metkayina atau Bajo mulai mengalami mutasi genetik dan juga fisik yang membuat mereka berbeda dari orang biasa. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Suku Bajo memiliki ukuran limpa 50% lebih besar daripada manusia biasa. Mutasi tersebut tersebut ternyata memungkinkan mereka untuk menampung sekaligus menyuplai oksigen dengan lebih maksimal selama menyelam. Dalam kasus Metkayina, mereka bisa menyelam lebih lama dengan meambatkan denyut jantung. Selain itu fisik mereka juga bermutasi menjadi lebih kuat serta mempunyai selaput di antara jari-jari tubuhnya.

4. Bergantung Pada Lautan

Baik Metkayina maupun Bajo, mereka adalah suku yang sama-sama bergantung pada lautan. Selain menyukai sensasi saat berenang, mereka juga sangat membutuhkan pasokan dari laut untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Misalnya ikan atau biota laut lainnya yang bisa mereka manfaatkan untuk makanan dan sebagainya, tanpa perlu mengeksploitasi secara berlebihan. Bagi suku Metkayina, mereka bahkan punya ‘saudara laut’ yang disebut tulkun, ikan besar yang mirip paus. Sementara Bajo menggunakan perahu untuk beraktivitas, Metkayina justru mengandalkan hewan ilu mirip plesiosaurus sebagai tunggangannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here