Harga BBM Naik Per 1 September, Mencapai 10 Ribu Rupiah Per Liter?

Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) Naik! Khususnya untuk pertalite dan pertamax. Ini menjadi perbincangan hangat beberapa hari terakhir ini sampai viral di media sosial. Belum selesai keluh kesah warga akan kenaikan bahan-bahan pangan, memasuki bulan September ini sudah dihantui kepanikan kenaikan BBM.

Tengah diputuskan berapa kenaikan harga BBM tepatnya tengah malam ini, Rabu (31/8). Sehingga, rencananya per Kamis 1 September harga BBM sudah mengalami perubahan. Kabar ini menyebabkan sepanjang Rabu sore SPBU-SPBU dipadati antrean mobil yang panjang. Terjadi panic buying! Pasalnya, menurut kabar yang beredar, kenaikannya mencapai antara Rp 8,500  hingga Rp 10,000 rupiah untuk pertalite dan pertamax.

Atas kabar kenaikan harga BBM ini, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bukan suara merespon rencana kenaikan BBM.

“Saya kira itu sudah betul-betul dihitung oleh pemerintah, dan nanti akhirnya akan diumumkan. Ini yang terbaik untuk kita, ini kerja sama kita, dan ini juga bukan masalahnya rakyat miskin atau kaya karena ini masalah bangsa, sama seperti kita menangani COVID-19 lalu,” kata Luhut di sela-sela kunjungan kerjanya ke TPST Kesiman Kertalangu, Denpasar, Bali, seperti dikutip dari detik finance.

Luhut menekankan rencana kenaikan harga BBM tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan politik. “Ini murni buat Indonesia lebih hebat, dan lebih baik kedepannya,” imbuhnya.

Rencana ini tentunya sudah menjadi pertimbangan panjang. Isu yang menyeruak memang sempat membuat kepanikan. Di sisi lain, Pemerintah juga berkali-kali mengeluhkan beratnya beban subsidi yang mencapai Rp 502 triliun. Dan, sinyal kenaikan harga BBM terus berhembus kencang.


“Ini bukan akan seperti perang dunia ketiga, ini memang dinamika yang seluruh dunia menghadapi,” kata Luhut.

Luhut menambahkan, pemerintah telah menyiapkan bantuan sosial (bansos) tambahan sebagai antisipasi jika ada kenaikan harga BBM. Anggaran Rp 24,17 triliun digelontorkan berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk 16 juta pekerja, serta program perlinsos dan penciptaan lapangan kerja yang dieksekusi oleh Pemda terdiri dari subsidi sektor transportasi ojek, angkutan umum, nelayan.


“Dananya ada dan sekarang sedang dipersiapkan sehingga inflasi kita bisa jaga, bisa kita turunkan, saya kira semua akan jadi lebih baik,” imbuhnya. Meski demikian, tak dimungkiri, banyak sektor usaha, banyak rumah tangga tetap merasa khawatir, dan berpikir keras di tengah-tengah banyak kenaikan harga di sana-sini, harus putar otak bertahan hidup.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here