Film Merindu Cahaya de Amstel, Kisah Nyata Gadis Belanda yang Mualaf Dibintangi Amanda Rawles

Film Merindu Cahaya de Amstel, resmi tayang 20 Januari lalu kini menjadi film yang diburu masyarakat Indonesia. Film yang mengangkat tema drama religi ini merupakan kisah nyata yang ditulis oleh Arumi. E dalam bentuk novel. Penulis saat itu terinspirasi dari tokoh nyata bahwa terdapat orang Belanda yang menjadi mualaf dan ingin mendalami agama Islam.

Melihat adanya potensi yang menarik dari kisah tersebut, sutradara Hadrah Daeng Ratu mengangkat karya novel tersebut ke layar lebar. Bagi Hadrah, kemenarikan ini dimulai dari dirinya yang merupakan umat Islam, lalu alur ceritanya jelas, hingga premis yang di luar dari film biasanya.

“Pertama saya muslim, kedua filmnya tematik dan tentang perempuannya jelas. Premisnya juga menarik banget,” ujar Hadrah Daeng Ratu.

Sutradara Merindu Cahaya de Amstel, Hadrah Daeng Ratu (dok.Instagram pribadi)

Di samping itu, perempuan lulusan Insitut Kesenian Jakarta ini pun ingin mengangkat cerita tersebut karena takjub dengan adanya perempuan asli Belanda yang mendapatkan hidayah di tengah mayoritas agama yang mengelilingi negara kincir angin itu.

“(Film) tentang gimana seorang perempuan asli Belanda (diperankan Amanda Rawles), tinggal di negara dimana Islam menjadi minoritas, justru ia menjadi mualaf. Berbanding terbalik dengan Kamala (Rachel Amanda) yang justru ia orang Indonesia, berkewarganegaraan Indonesia yang mayoritas beragama Islam tapi dia malah kehilangan identitasnya sebagai Muslim di negeri Belanda,” sambung Hadrah.

Diakui Hadrah bahwa kisah ini adalah peristiwa yang kontras sehingga layak untuk ditayangkan di layar lebar Indonesia. Tak hanya itu, Hadrah menceritakan kalau menemukan jalan hidayah itu bisa datang dari yang tidak harus memahami agama Islam secara detail, namun bisa juga dari orang-orang yang baru saja memeluk agama tersebut.

“Jadi lumayan kontras dan menurut saya ini menarik banget. Bahwa kadang kita nemuin hidayah atau jalan kembali tuh nggak mesti selalu dari orang yang sudah paham Islam lebih banyak. Tapi bisa juga dari orang yang baru meluk Islam atau mualaf,” kata Hadrah saat diwawancarai pihak Kabar Bintang.

Film ini pun bertabur tiga bintang muda dan profesional sebagai tokoh utamanya yakni Amanda Rawles, Bryan Domani dan Rachel Amanda. Tentunya, ada alasan mengapa aktor atau aktris tersebut dipilih untuk memerankannya.

“Mereka sesuai dengan karakteristik yang kita butuhkan di skenario. Khodijah (Amanda Rawles) orang asli Belanda. Jadi kita butuh pemain yang Indonesia, bisa ngomong Belanda, bisa ngomong Indonesia juga,” tutur Hadrah.

Ditanyakan mengenai karakter yang diperankan oleh ketiga pemain tersebut, wanita yang menyutradarai “A Perfect Pit” ini pun mengaku puas dengan kualitas akting dari ketiganya dan senang bekerja sama dengan mereka.

“Wah sangat, mereka pemain yang sangat-sangat bagus. Detail ekspresinya, semuanya total banget. Maksudnya dengan situasi syuting di Belanda yang nggak mudah, lagi musim dingin. Tapi mereka masih bisa tetap total. Saya ngerasa happy banget syuting sama mereka,” pungkas Hadrah.

Rara Dwi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here