Tahun 2025 dibuka dengan banyaknya berita pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai bidang usaha. Baru-baru ini, PHK yang menimpa penyiar dan pegawai di Lembaga Penyiaran Radio Republik Indonesia (RRI), menjadi sorotan di media sosial.
Sang penyiar RRI dengan akun Instagram @aiinizza, bicara dalam sebuah unggahan video yang kemudian menjadi viral. Ia mengaku menjadi pegawai yang terdampak kebijakan efisiensi anggaran.
Penyiar RRI Pro 2 Ternate itu memahami tujuan dari efisiensi yang dilakukan pemerintah, namun ia juga menyoroti dampak sosial yang ditimbulkan, terutama terhadap keluarga yang kehilangan sumber pendapatan.
“Bapak, kita tahu bahwa efisiensi anggaran yang bapak lakukan saat ini, yaitu untuk menunjang agar program-program bapak bisa berjalan dengan baik. Seperti makan gratis untuk anak-anak,” ujarnya, dilihat Selasa, 11 Februari 2025.
Perempuan itu kemudian mengajukan pertanyaan yang menyentuh hati;
“Tapi sudahkah bapak berpikir bahwa, ketika pagi hari bapak berhasil memberikan makanan gratis dan bergizi untuk anak-anak, tapi ketika mereka pulang ke rumah, mereka dapati orangtua mereka tidak bisa memberikan makan siang dan makan malam yang layak, karena ternyata orangtua mereka harus di-PHK, harus dirumahkan karena efisiensi yang telah bapak lakukan,” kata dia.
“Lalu menurut bapak, di mana letak yang bapak bilang bahwa bapak mencintai rakyat bapak?” tandasnya.
PHK ini terjadi seiring dengan langkah RRI yang melakukan pengurangan jumlah karyawan akibat adanya kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto
Dilansir dari tvOnenews, pemangkasan anggaran di LPP RRI mencapai Rp300 miliar dari nilai Rp1,7 triliun di 2025.
Juru Bicara LPP RRI Yonas Markus Tuhuleruw menegaskan bahwa RRI hanya melakukan pengurangan sebagian tenaga lepas yang tidak diperpanjang kembali. Ini pun pilihan terakhir.