Smiling Depression, Di Balik Senyuman Tersimpan Rasa Tertekan

Betapa kita tidak bisa menilai seseorang dari permukaannya saja. Di media sosial, mungkin seseorang terlihat happy-happy saja, ceria, banyak aktivitas dan interaksinya. Ia bisa memberikan seribu senyuman bagi kalian pengikutnya. Tetapi hati-hatilah, jangan cepat menyimpulkan. Apa yang terlihat, belum tentu seindah kelihatannya.

Senyuman mampu menyembunyikan berjuta rasa. Apalagi kamu, perempuan-perempuan kuat. Ya, kamu bisa tersenyum, meski kamu mungkin kelelahan, tertekan, dengan segala bebanmu, mungkin putus asa. Siapa yang tahu? Di satu sisi, itulah kuatnya seorang perempuan. Tetapi di sisi lain, secara psikis sesungguhnya tak terlalu baik. Ketika berselancar di dunia maya baru-baru ini, saya menemukan istilah psikologis, “Smiling Depression”, dari @biropsikologidinamis.

Smiling Depression, merupakan istilah untuk seseorang yang memasang senyuman atau tampak bahagia dalam kesehariannya, padahal—secara sadar maupun tak sadar, dia sedang mengalami gejala depresi di dalam dirinya. Di balik “topeng ceria”, “topeng gembira”, mereka memiliki  perasaan putus asa, tidak mampu melakukan apa-apa. Beberapa orang di balik senyumannya itu berjuang melawan rasa depresi, dan kegelisahan, mungkin dalam waktu yang lama.

Di saat bersamaan, ada rasa takut akan diskriminasi, dihakimi, dibilang kamu “drama” deh. Kamu “berlebihan” deh. Hingga membuat pikiran mereka kadang kabur, kadang tak fokus. Tak tahu mau pergi kemana untuk berbagi, karena merasa tak yakin juga, orang lain bisa memahami kondisinya. Hingga tak ada pilihan lain, berusaha tampil bahagia, berusaha tersenyum di depan orang lain, padahal hati tertekan, atau tak nyaman.

Kenyataannya, memang tidak semua orang benar-benar peduli, benar-benar mendengar dan bisa mengerti. Hampir jarang orang yang bisa menempatkan diri di posisi kita, karena memang mereka tidak bersama kita setiap detik, setiap menit, dan setiap jamnya, sehingga nggak tahu pasti seperti apa gejolak yang kamu hadapi. Tetapi dipendam sendiri, dan berlagak semua baik-baik saja, padahal tidak, juga tidak sehat. Memang situasi yang serba salah. Yang tidak kuat bertahan dan berjuang, bisa berefek negatif. Kita perlu bertahan. Shalat, beribadah, menjadi salah satu cara, ketika kamu merasa tidak ada yang bisa dipercaya dan benar-benar bisa memahamimu. Atau, bisa pergi mencari bantuan professional. Mereka professional, artinya mereka dibayar untuk mendengar, untuk memahami, dan mencari sedikit solusi. Smiling depression, lama-lama kan mengganggu fisikmu. So, get some help and stop it!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here