Review Film Supranatural Horor Candy Man dengan Bintang Yahya Abdul Mateen II

Film tahun 1992 Candyman, yang disutradarai oleh pembuat film Inggris Bernard Rose berdasarkan cerita pendek Clive Barker, The Forbidden, merupakan salah satu karya film horor klasik yang menjadi populer secara instan.

Kisah mitos urban, bercerita tentang legenda di balik Candyman, putra seorang budak abad ke-19 yang disiksa dan dibunuh oleh gerombolan massa. Mereka yang merasa punya keberanian tinggi dan cukup bodoh dapat memanggil jiwanya dengan menyebutkan nama Candyman lima kali di depan cermin.

Berkat kesuksesan film pertamanya, 2 film sekuel lainnya dibuat dengan tajuk Farewell to the Flesh (1995) dan Day of the Dead (1999), namun tidak ada yang mampu menyaingi versi terbaru yang dibuat oleh Nia DaCosta, sutradara film kriminal thriller Little Woods (2019).

Berjudul sama dengan versi pertamanya, Candyman, film ini dapat dianggap sebagai sekuel langsung dari aslinya, menggunakan setting perumahan publik Cabrini Green Chicago yang terlihat dalam film sebelumnya yang disutradarai Rose.

Dalam versi terbarunya, kawasan perumahan yang menjadi latar belakang film mengalami evolusi secara sosial dan budaya hingga hampir tidak bisa dikenali.

Seorang seniman visual sukses bernama Anthony McCoy (Yahya Abdul-Mateen II), yang menjalin hubungan dengan direktur galeri seni bernama Brianna Cartwright (Teyonah Parris) tinggal di sebuah kondominium mewah di lingkungan Cabrini Green.

Dia ingin membuat pertunjukan baru ketika tanpa sengaja bertemu dengan salah satu penduduk Cabrini Green, William Burke (Colman Domingo), yang memberitahunya tentang mitos Candyman dan hubungannya dengan daerah tersebut.

Ketika McCoy dengan berani mengulangi nama “Candyman” sebanyak 5 kali dan mulai mengambil inspirasi untuk lukisan barunya dari legenda urban ini, hal-hal aneh mulai terjadi.

Setelah disengat lebah, sebuah penanda yang jelas akan kengerian yang dihadapi oleh Daniel Robitaille (Candyman asli), transformasinya dimulai saat seniman tersebut mulai kehilangan kewarasannya.

Diproduksi oleh Jordan Peele, yang juga memproduksi film yang mendapat nominasi Oscar Get Out (2017), Candyman adalah pengenalan (kembali) ke dunia asli yang dikomandani duo Rose/Barker dan di tata secara apik.

Salah satu adegan penuh darah dalam Candyman

DaCosta tidak memberikan adegan menakutkan yang terlihat secara jelas, meskipun serangan biadab pada beberapa gadis sekolah menengah di kamar mandi wanita sedikit berlebihan.

Sebaliknya, dia membangun suasana dari kredit pembuka, saat kamera berputar di sekitar jalan-jalan Chicago ditemani musik pengiring arahan Robert Lowe yang membingungkan.

DaCosta, Peele, dan Win Rosenfeld, yang semuanya ikut menulis naskah, menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap naskah aslinya, menyelami lebih jauh kisah Candyman dan Helen Lyle, mahasiswa pascasarjana dari naskah asli yang pertama kali mulai meneliti legenda tersebut.

Tony Todd, yang memainkan peran utama sebagai Candyman dalam film pertama produksi Rose, membuat penampilan cameo, tetapi tidak terasa seperti dilakukan hanya untuk memuaskan keingintahuan penggemar akan sosok asli Candyman.

Diarahkan dalam diam, Candyman versi DaCosta terasa segar, menakutkan, dan relevan.

Film yang telah tayang sejak 27 Agustus ini bisa menjadi salah satu pilihan untuk menemani hari selama masa PPKM masih berlangsung. Buat yang penasaran, kamu bisa cek trailer-nya dibawah ini!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here