Review Film Nightmare Alley: Guillermo del Toro Sukses Membawa Penonton Melakukan Perjalanan Ke Dalam Jiwa Tergelap Manusia

Film dimulai dengan adegan Stanton (Bradley Cooper) berada di dalam suatu ruangan, menyeret sesuatu yang kemudian kita dapat melihatnya bahwa itu adalah mayat seseorang.

Ia menarik mayat yang terbungkus itu ke dalam lubang di tengah-tengah ruangan, menyiramkan bahan bakar di atasnya. Dan dengan sikap dingin, Stan menyalakan korek api dan menjatuhkannya. Api menyebar dengan cepat, ia pun pergi dari sana di tengah cuaca dingin, naik bus, tidak peduli kemana kendaraan itu membawanya. Hingga di perhentian terakhir, Ia turun dan menemukan karnaval keliling yang ada disana. 

Dengan kecerdasan dan pesona wajahnya yang tampan, tidak sulit bagi Stan untuk mendapatkan cinta dan kepercayaan dari orang-orang yang baru dikenalnya. Ia pun mempelajari banyak trik dan tipuan rahasia pertunjukan karnaval. 

Setelah ia berhasil mendapatkan ilmu untuk menjadi mentalis, Stan mengembangkan kemampuan dan dirinya. Segera ia memutuskan untuk pergi dari karnaval bersama Molly yang mencintainya dengan tulus.

Mereka pergi dengan mimpi untuk mengadakan pertunjukan mentalis dari hotel ke hotel, dan ia berhasil. Namun, kemudian Stan tidak dapat berhenti untuk memuaskan keserakahannya akan kekayaan dan memberi makan lebih pada egonya.

Dengan Nightmare Alley, sutradara visioner Guillermo del Toro berhasil membawa penonton melakukan perjalanan ke dalam jiwa manusia yang tergelap. Berangkat dari lingkaran terdalam dari karnaval sirkus keliling, menuju bangunan kokoh kekayaan dan kekuasaan dimana godaan nafsu kejahatan dan pengkhianatan berada.

Setelah perjalanan penuh misteri dan ketegangan yang intens, Guillermo pun membawa kita pada akhir dari perjalanan, kejatuhan Stan yang sangat menyakitkan.

Ia kembali ke dalam lingkaran terdalam karnaval sirkus keliling. Namun tidak ada lagi orang-orang yang mencintainya. Tidak ada orang-orang yang percaya pada dirinya. Dan tidak ada orang yang memberikan kesempatan kepadanya. Dan yang terburuk adalah, Stan kehilangan dirinya sendiri.

Sebuah karya klasik akan realita mendalam atas jiwa manusia. Kebohongan yang diciptakan untuk orang lain akhirnya tanpa disadari membohongi diri sendiri. Akibatnya pun sangat fatal, kebutaan akan kebenaran.

Nightmare Alley, sebuah narasi yang dikemas begitu apik dalam penggambaran keseluruhan cerita ke dalam layar, ‘kemegahan’ set karnaval dan keanggunan karakter para aktor terlihat hampir seperti berdansa dalam setiap adegannya, membawa misteri yang menjaga keingintahuan sampai akhir film.     

Kepiawaian del Toro menyajikan film-film bertemakan misteri, thriller, monster dan horor memang keahliannya. Namun kali ini ia menampilkan iblis yang tinggal di dalam jiwa manusia secara nyata. Inilah teror sejati.

“Saya sangat tertarik pada cerita tentang takdir dan manusia. Stanton Carlisle adalah seorang pria yang diberikan semua elemen yang ia butuhkan untuk mengubah hidupnya. Ia memiliki orang-orang yang percaya padanya, yang mencintai dan mempercayainya. Namun pada akhirnya ego dan keangkuhan menjauhkannya dari semua hal itu.” -Guillermo del Toro.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here