Review Film Jepang We Couldn’t Become Adults: Drama Romansa Netflix Tentang Mimpi dan Penyesalan

Banyak dari kita yang merasa bahwa pandemi Covid-19 telah menjadi masa frustasi dan instropeksi diri tanpa hasil.

Kita dapat dengan mudah terhanyut dalam gelombang nostalgia dan penyesalan saat mengingat semua impian dan rencana untuk masa depan dan betapa sedikitnya yang tampaknya telah tercapai.

Untuk seseorang berusia 40-an tanpa gairah dalam We Couldn’t Be Adults karya Yoshihiro Mori, ini adalah permintaan pertemanan yang tak terduga dari mantan pacar yang memicu memori romantis dari peristiwa 25 tahun lalu.

Mirai Moriyama berperan sebagai Sato, dan melakukan pekerjaan yang mengesankan dalam mewujudkan karakter sebagai pria berusia 46 tahun yang tampak lesu di akhir tahun 2020, serta seorang pria pemalu berusia 21 tahun, dan segala sesuatu di antaranya.

Terjebak dalam kebiasaan, bekerja untuk perusahaan media yang sama selama seperempat abad terakhir, Sato merenungkan kehidupan dengan keputusan yang buruk dan peluang yang gagal.

Upaya putus asanya untuk menghindari menjalani kehidupan biasa pasti menjadi penyebab dia menyerah pada hal tersebut, namun berhasil mendorong siapa pun yang pernah dekat dengannya pergi menjauh.

Diadaptasi dari novel Moegara dengan judul yang sama dan dibuka dalam urutan kronologis terbalik, film ini mengikuti perjalanan hidup Sato, dan pada gilirannya bertemu dengan para wanita muda yang pada akhirnya berpisah darinya.

Yang paling menonjol di antara para wanita tersebut dan memiliki efek terbesar dalam hidupnya, adalah Kaori (Sairi Ito), yang permintaan pertemanan lewat media sosial Facebook memicu rasa malu Sato.

Cinta mereka masih muda, polos, dan dibangun di atas dasar minat dan pengalaman yang sama. Ketika Kaori mengakhiri hubungan mereka tanpa penjelasan, Sato tampaknya tidak pernah bisa melupakannya.

Sumire memainkan peran sebagai pekerja seks komersial yang masih muda bernama Su dimana Sato sempat terlibat dengannya, tetapi takut dengan komplikasi dan pengalaman hidup sang gadis yang tidak biasa itu.

Megumi (Yuko Oshima), sebaliknya, menjanjikan kehidupan yang stabil dan prospek pernikahan yang dijauhi Sato karena terlalu biasa untuk cita-citanya yang tidak jelas dan tidak berwujud.

Karakter berpengaruh lainnya dalam hidupnya termasuk rekan lamanya Sekiguchi (Masahiro Higashida) dan bartender gay Nanase (Atsushi Shinohara), yang cintanya pada Sato tidak diungkapkan dan karenanya tidak terbalas.

We Couldn’t Become Adults menawarkan beberapa jawaban untuk tokoh protagonisnya bahkan penontonnya, dimana hidup lebih dari sekadar belajar menghargai apa yang kamu miliki, dan mengenali nilai dalam menjalani kehidupan biasa.

Tapi Mori menangkap suasana hati generasi yang putus asa dengan sempurna, dan filmnya tiba pada saat motivasi, optimisme, dan kemajuan terasa seperti konsep abstrak yang menyiksa.

We Couldn’t Become Adults diluncurkan melalui layanan online streaming Netflix pada tanggal 5 November dan kamu bisa saksikan trailer-nya di bawah ini!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here