Review Emily in Paris Musim Kedua: Dunia Emily yang Warna-Warni Bak Lolipop

emily in Paris Season 2

Ketika musim pertama Emily in Paris tayang pada bulan Oktober 2020, serial tersebut langsung menjadi hit dan disukai semua orang. Pemahaman drama tersebut tentang budaya Prancis terlihat klise, dan karakter Emily terasa sedikit sombong tapi jujur ​​​​saja, terlepas dari semua itu, Emily in Paris adalah jenis acara yang bisa kamu mulai tonton di akhir pekan dan saat kamu merasa geli dengan kejenakaannya dan menertawakan kekonyolan plotnya, tanpa sadar kamu sudah menyelesaikan kesepuluh episodenya.

Emily in Paris bukanlah serial yang akan melemaskan otot-otot otakmu atau bahkan memberikan janji melakukannya. Drama ini adalah dunia warna warni ala lolipop yang begitu manis dan memiliki kemampuan memperbaiki mood yang rusak sehingga membuat pemirsanya menikmati hingga ke jilatan terakhir.

Kali ini, Emily in Paris masih meneruskan dengan sajian resep yang sama yang kamu nikmati di musim pertama. Sifat Emily yang selalu ingin memperbaiki semuanya; dimana dia telah memenangkan hati rekan-rekannya, berada dalam situasi cinta segitiga yang membingungkan dengan tetangga dan sang pacar, dan berbagai variasi minat cinta lainnya; membuat kita terus berjalan dari satu episode ke episode lainnya.

Sejujurnya, bagaimana dia mengatasi berbagai masalah dalam pekerjaan pemasarannya agak berada di luar jangkauan nalar saya, tetapi begitulah sifat drama di mana fantasi berkuasa dan tidak ada tempat untuk masalah dunia nyata.

Mungkin itu sebabnya mengapa Emily in Paris bahkan tidak memasukkan unsur gagasan tentang pandemi. Misalnya, lihat kostum Emily, dan bahkan Mindy yang juga menjalani vesi fantasinya masing – masing. Setiap pakaian dan aksesori yang mereka kenakan, layak disematkan di papan Pinterest. Style yang ditampilkan mungkin bukan gaya pribadi kamu, tetapi mereka tetap menunjukkan tampilan mode yang fantastis, bahkan ketika banyak hal tampaknya tidak berhasil bagi mereka dalam plot setipis kertas.

Emily (Lily Collins) dan Mindy (Ashley Park) – foto: Instagram @emilyinparis

Emily in Paris diciptakan oleh Darren Star, kreator Sex and the City, yang mungkin menjelaskan mengapa banyak dari petualangan Emily di ‘kota cinta’ membawa kita ke garis waktu alternatif saat Carrie akan pindah ke Paris, dan ternyata tidak berhasil untuknya. Tetapi Emily adalah versi terbaru dari Carrie, sama seperti dirinya yang terlibat sendiri dan tidak mengerti apa yang terjadi di sekitarnya, tetapi sepenuhnya sadar bahwa dia memiliki pekerjaan dengan tenggat waktu. Bahkan, dia sedikit terlalu sadar karena di belahan dunia dengan budaya yang sangat berbeda dari tempatnya berasal, Emily tidak bisa berhenti bekerja.

Sama seperti musim lalu, setiap pria yang Emily temui langsung ingin bersamanya, dan saya tidak punya alasan untuk mengeluh. Karena ingat, ini adalah fantasi dan apa bagusnya fantasi jika kamu bahkan tidak bisa memakan permen lolipop-mu yang manis dan menyegarkan namun tetap bisa mempertahankan tubuh idealmu.

Lily Collins adalah wanita cantik nan menawan dan dia melakukan yang terbaik untuk membuat kamu menyukai karakter Emily, bahkan ketika dia berencana untuk menghancurkan hati seorang pria Inggris yang baik, untuk pria Prancis lainnya yang juga baik. Ashley Park (Mindy) dan Philippine Leroy-Beaulieu (Sylvie) sama cantik dan elegannya seperti di musim pertama. Namun, wanita yang mencuri perhatian kali ini adalah Kate Walsh yang berperan sebagai eksekutif perusahaan Amerika Madeline Wheeler. Walaupun penampilan sosoknya terasa sangat norak tapi jenaka, anehnya hal itu mampu meningkatkan karakter Emily. Kehadirannya dalam dua episode terakhir benar-benar membuat kamu harus mengakui bahwa Emily telah tumbuh cukup banyak selama waktunya menjalani hidup dan pekerjaannya di Paris, dan kamu tidak ingin dia kehilangan kehidupan penuh romansa manis terlebih dulu.

Emily in Paris bukanlah serial di mana setiap bidikan, atau gerakan kamera memiliki subteks, tetapi sebuah pertunjukan yang memberikan apa yang kamu sukai, yang terasa begitu benar dan begitu salah secara bersamaan. Jadi silakan menyaksikan Emily in Paris tanpa perlu mengerutkan kening dan nikmati saja setiap episodenya tanpa harus membandingkannya dengan apa yang terjadi di kehidupan nyata saat ini. Yang jelas, Emily in Paris tidak pantas dibenci sebanyak itu. Enchantée!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here