Protokol Masuk Mal di Era PPKM, Ribet Demi Kelangsungan Hidup

PPKM berlanjut. Meski kini sudah ada sedikit kelonggaran di beberapa lini.  Beberapa tempat makan dibuka dan boleh makan di tempat, dengan prokes tertentu dan waktu yang dibatasi. Nah, gimana dengan nasib anak mal? Yang mungkin sudah terkungkung beberapa minggu terakhir ini di rumah. Bagaimana pula nasib para usahawan yang punya gerai di mal? Well, mal memang sudah buka. Tetapi ke mal sekarang ini, tak pernah sama seperti dulu lagi.

Jumat (13/8) sengaja kami mengunjungi salah satu mal di bilangan Jakarta Selatan untuk memantau keadaan terkini. Mal yang teletak di tempat yang strategis, yang di masa-masa normal dulu, selalu menjadi destinasi favorit.  Di hari kerja, jalanan di depan mal ini selalu macet. Butik-butik megah dalam bangunan yang metropolis ini  selalu dipenuhi hiruk pikuk pengunjung.

Namun setelah pandemi gelombang kedua melanda, segala sesuatunya berbeda. Jumat malam, biasanya mal ini penuh dan bising. Berbeda dengan Jumat petang lalu, saat kami menyambanginya. Pertanyaannya kemudian, yang mungkin langsung terlintas di benak kalian, gimana tata cara masuk mal sekarang ini? Ya, selain sepi, ada perbedaan besar saat masuk-keluar mal sekarang ini, dengan masuk-keluar mal di masa yang lalu. Ini beberapa tata cara yang berlaku, berdasarkan pengalaman kami berkunjung ke mal jumat petang lalu.

Pertama, diwajibkan bagi siapapun yang mau memasuki mal, sudah mengunduh aplikasi Peduli Lindungi. Di aplikasi ini sudah tercatat apakah kita sudah divaksin apa belum. Sudah sampai vaksin tahap ke berapa? Atau sudah lengkap semua tahapan vaksinnya? Semua tercatat, lengkap dengan sertifikasi vaskin tertera di aplikasi ini—bila kamu memang sudah divaksinasi lengkap. Maka bila belum divaksinasi juga akan serta merta ketahuan.

Kedua, pengunjung diwajibkan scan barcode dari aplikasi Peduli Lindungi tadi untuk Check In. Di sini termonitor, yang masuk sudah tervaksinasi atau belum. Di beberapa tempat lain, mungkin bisa dengan menunjukkan kartu vaksin. Tapi di sini harus scan barcode dari aplikasi Peduli Lindungi. Setelah terverifikasi, baru kita bisa masuk ke mal. Tetap harus melewati suhu tubuh dan sebagainya, ya.

Ketiga, saat sudah selesai berbelanja atau jalan-jalan di mal, saat mau keluar kita juga diwajibkan untuk melakukan Check Out. Check out dilakukan dengan kembali scan barcode melalui aplikasi Peduli Lindungi. Kalau tidak melakukan check out, bisa bermasalah ke depannya. Kita enggak bisa masuk ke tempat lain lagi. Jadi, pastikan lakukan check ou saat keluar dari mal.

Saat masuk, melihat-lihat dalam mal kemarin. Situasi benar-benar berbeda. Mal yang dulunya ramai ini, kini sangat sepi. Memang gerai-gerai dibuka, tapi banyak juga gerai yang tutup, gelap. Padahal gerai besar. Ada rasa sedih terselip kala melihat kondisi ini. Restoran buka, tapi belum bisa dine-in atau makan di tempat. Dan di area khusus food court di mal ini, banyak gerai makanan yang terpaksa tutup.

Karena tak bisa makan di tempat, bisa terlihat juga, bagaimana gerai-gerai makanan di mal ini terlihat lesu. Beberapa pramusaji yang duduk di sebuah gerai yang kami lihat pun tampak lesu. Tak bisa dimungkiri, dengan tidak bisanya Dine-In memengaruhi angka orang yang berkunjung ke resto. Butik-butik pun sepi. Ada beberapa yang memasang papan diskon besar-besaran. Siapa pula kini yang memikirkan mau membeli busana yang mahal?

Sebuah situasi yang kasat mata benar-benar berbeda. Sebuah tata cara untuk masuk mal yang berbeda dari masa-masa yang lalu. Namun memang tidak ada pilihan. Demi kesehatan, dan demi keamanan bersama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here