Pneumonia, Penyakit Pernapasan Akut Sering Disangka Pilek

Kabar duka datang dari keluarga mendiang Ustadz Arifin Ilham, pada Senin (29/11/2021), putranya bernama Ameer Azzikra, meninggal dunia. Ameer Azzikra yang berusia 20 tahun tersebut menghembuskan nafas terakhirnya pukul 01.00 WIB setelah mendapatkan perawatan intensif selama tiga hari di salah satu rumah sakit di kawasan Sentul, Bogor. Jenazah Ameer Azzikra langsung dimakamkan pada Senin Pagi di Gunung Sindur dekat bersebelahan dengan makam Ayahanda, Ustaz Arifin Ilham.

republika

Menurut sumber terdekat, Ameer Azzikra meninggal dunia setelah mengalami masa kritis akibat gangguan pada paru-paru disertai komplikasi infeksi liver atau ginjal

Ladies, tau gak kalau gangguan paru-paru atau nama bekennya Pneumonia menyumbang 14% dari semua kematian anak di bawah 5 tahun dan menewaskan 740.180 anak pada 2019? Mengutip dari World Health Organization, “Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveolus, yang terisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi dengan nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa sakit dan membatasi asupan oksigen”. Pneumonia adalah penyebab kematian infeksi tunggal terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia mempengaruhi anak-anak dan keluarga dan kebanyakan angka tertinggi ada di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara.

Pneumonia disebabkan oleh sejumlah agen infeksi, termasuk virus, bakteri dan jamur. Paling umum adalah: Streptococcus pneumoniae – penyebab paling umum pneumonia bakteri pada anak-anak; Haemophilus influenzae tipe b (Hib) – penyebab paling umum kedua pneumonia bakteri; virus pernapasan syncytial adalah virus penyebab pneumonia yang paling umum; Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab paling umum dari pneumonia, bertanggung jawab untuk setidaknya seperempat dari semua kematian pneumonia pada bayi yang terinfeksi human immunodeficiency virus.

Pneumonia dapat menyebar melalui beberapa cara. Virus dan bakteri yang biasa ditemukan di hidung atau tenggorokan anak, dapat menginfeksi paru-paru jika terhirup. Mereka juga dapat menyebar melalui tetesan udara dari batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menyebar melalui darah, terutama selama dan segera setelah lahir. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada berbagai patogen penyebab pneumonia dan cara penularannya, karena ini sangat penting untuk pengobatan dan pencegahan.   

Faktor lingkungan juga meningkatkan kerentanan anak terhadap pneumonia seperti polusi udara dalam ruangan yang disebabkan oleh memasak dan memanaskan dengan bahan bakar biomassa (seperti kayu atau kotoran), tinggal di rumah yang ramai perokok. Sementara sebagian besar anak sehat dapat melawan infeksi dengan pertahanan alami mereka, anak-anak yang sistem kekebalannya terganggu berisiko lebih tinggi terkena pneumonia. Sistem kekebalan anak mungkin melemah karena kekurangan gizi atau kekurangan gizi, terutama pada bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Penyakit yang sudah ada sebelumnya, juga meningkatkan risiko anak tertular pneumonia.

Tanda dan gejala pneumonia bervariasi dari ringan hingga berat, tergantung pada faktor-faktor seperti jenis kuman yang menyebabkan infeksi, usia, dan kesehatan Anda secara keseluruhan. Tanda dan gejala ringan seringkali mirip dengan pilek atau flu, tetapi berlangsung lebih lama. Tanda dan gejala pneumonia mungkin termasuk: Nyeri dada saat bernapas atau batuk

Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas). Batuk  berdahak dan kelelahan

Pneumonia dapat dicegah dengan imunisasi, nutrisi yang cukup. Nutrisi yang cukup adalah kunci untuk meningkatkan pertahanan alami anak, dimulai dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan. Selain efektif dalam mencegah radang paru-paru, juga membantu mengurangi lama sakit jika anak jatuh sakit. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan antibiotik, tetapi nyatanya hanya sepertiga dari anak-anak dengan pneumonia yang menerima antibiotik yang mereka butuhkan. Faktor lingkungan yang baik seperti menyediakan kompor dalam ruangan bersih yang terjangkau dan mendorong kebersihan yang baik di rumah yang padat juga diharapkan bisa mengurangi jumlah anak yang jatuh sakit dengan pneumonia.

Ketahuilah kapan harus ke dokter. Buatlah janji dengan rumah sakit kalau kamu atau orang-orang disekitar kamu mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, demam terus-menerus sebesar (39C) atau lebih tinggi, atau batuk terus-menerus, terutama jika batuk disertai nanah. Orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi adalah orang dewasa yang lebih tua dari usia 65 tahun, anak-anak di bawah usia 2 tahun dengan tanda dan gejala, orang dengan kondisi kesehatan tertenty atau sistem kekebalan yang lemah serta orang yang menerima kemoterapi atau minum obat yang menekan sistem kekebalan tubuh

sumber WHO

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here