Monsieur Spoon Euforia Cafe Ala Perancis di PIK, Nggak Kuat Ngantrenya!

Baru-baru ini ada sebuah cafe roti ala Perancis yang happening banget di Jakarta. Tempatnya bergaya klasik eropa, elegan, dan instagramable, terletak di PIK (Pantai Indiah Kapuk). Tepatnya di Urban Farm, Unit 5, Kawasan Pantai Maju. Jalan The Golf Island Boulevard. Tak hanya sukses jadi buah bibir di kalangan kaum urban, interior desain-nya yang bergaya eropa itu jadi obyek foto favorit anak gaul Jakarta, hingga viral di jagat maya sejak dibuka 30  April 2021.

Salah satu spot di dalam Monsieur Spoon, Klasik Elegan kan

Sebelum ekspansi ke Jakarta, tadinya Monsieur Spoon ini dikenal di Bali. Dengan enam cabang, yakni di Petitenget, Umalas, Ubud, Canggu, Pererenan, dan Seminyak. ”Sampai saat ini Monsieur Spoon di Bali masih sangat digemari oleh masyarakat terutama turis asing maupun lokal yang sengaja mencari tempat French Authentic Bakery & Cafe. Monsieur Spoon merupakan salah satu most-visited restaurant yang wajib dikunjungi ketika berada di Bali. Di masa pandemi ini, penerimaan pengunjung juga tentunya tetap mengikuti protokol kesehatan, kami juga memiliki area outdoor dengan pemandangan yang indah,” ungkap Hade Mboi, Chief Operating Officer PT Champ Resto Indonesia, perusahaan yang menaungi brand cafe french bakery ini.

Suasana di dalam Monsieur Spoon yang selalu ramai dari siang hingga malam hari

Nah, buat kamu yang suka jalan-jalan dan exploring tempat baru yang lagi happening di Jakarta, aku mau share sedikit pengalamanku singgah di Monsier  Spoon. Sudah dua kali tepatnya aku kesana. Kali pertama, di hari Minggu (23/5) siang. Antara iseng dan didorong rasa penasaran, apa sih yang membuat tempat ini hits banget? Apa french bakery-nya sebegitu enaknya atau karena sekedar “buying experience”? Kedua kali, di hari libur Hari Raya Waisak yang jatuh pada Rabu (26/3) lalu. Kedatangan kali kedua ini bukan karena nagih, tapi lebih karena ingin memperkenalkan ke keluarga

Sensasi Ngantre Diterpa Sengatan Mentari

Spot Monsieur spoon ada di sebuah area terbuka, di antara ruko-ruko besar. Jadi ladies, kamu parkir dulu di area khusus parkir, baru masuk ke kawasan ini, dimana selain Monsieur Spoon, ada juga cafe-cafe lain, atau street stall lain di kanan-kiri, dan depan-belakangnya.

Ketika memasuki area ini, kamu akan merasakan suasana yang berbeda. Kalau buatku, mengingatkan akan suasana jajaran cafe-cafe dan toko kecil di Belgia. Yup, memang gaya keseluruhan kawasan ini mengadopsi gaya eropa. Ditambah sinar mentari yang terik banget siang itu, rasanya memang kayak lagi jalan-jalan di kota-kota kecil di Eropa di musim panas.

Sampai di depan Monsieur Spoon. Cafe roti  ini tampak paling besar dan elegan di antara cafe-cafe lainnya. Tapi mau masuk ke cafe roti ini susah. Kamu harus bersabar. Pemandangan antrean yang panjang, bikin hati bimbang, masuk-enggak-masuk-enggak, ya. Ada dua jenis antrean di depan Monsieur Spoon. Antrean untuk “take away” dan antrean untuk “dine-in” bagi kamu yang pengin duduk-duduk syantik makan Croissant, ditemani secangkir teh khas Inggris.

Kondisi kedua antrean hampir dapat dipastikan panjang, setiap saat. Dan biasanya antrean “take away” lebih panjang dari pada antrean “dine-in”. Untuk dine-in pun enggak ada sistem reservasi. Jadi benar-benar on the spot. Bawa topi, kaca mata hitam ladies, karena panas. Sengatan mataharinya di pukul 3 sore, serius panas, bikin lengket dan terasa sensasi celekit-celekit di kulit wajah yang terpapar matahari. Untuk itu Monsieur  menyediakan payung. Cukup modis payungya. Jadi sambil ngantre, bisa sambil mejeng foto-foto pakai payung.

Setelah mengantre kurang lebih setengah jam di baris dine-in, ketemulah kita dengan si mbak yang berjaga dengan buku list tamu-nya di depan pintu. “Masih ada 20 orang (antrean) lagi. Kalau mau menunggu. Taruh saja nomor teleponnya. Nanti kami hubungi kalau tempatnya sudah ada,” ucap si pramusaji. Begini sistemnya untuk kamu yang mau dine-in, ladies.

Sambil nunggu, kita bisa pergi dulu jalan-jalan ke tempat lain. Sampai ditelpon dari pihak Monsieur Spoon, kamu bisa eksplore pondok tanaman buat kolektor tanaman. Atau kamu bisa menyebrang ke kawasan China Town (pecinan) di dekatnya. Sekitar 2 jam, baru aku dapat tempat dan bisa duduk syantik di Monsieur Spoon.

Setelah Menanti 2 Jam, Gimana Rasa Roti dan Kue-nya Monsieur?

Oke, sudah menanti 2 jam, ya. Sudah panas-panasan, tapi—mungkin senang—karena sudah wisata ke tempat-tempat lain di kawasan PIK. Kini tiba merasakan vibes cafe roti Perancis serta mencicip gimana rasanya.

Menjelang petang, suasana di dalam Monsieur Spoon tampak lebih glamor. Lampu-lampu menyala, memperjelas interior klasik di dalam cafe ini. Namanya cafe roti Perancis, menu yang tersedia adalah roti khas Perancis, dari yang paling standar, seperti plain Croissant with butter sampai variannya, Chocolate Croissant, Rum Raisin Croissant, Almond Croissant, hingga model pattiserie dan tart. Ada cheese cake, chocolate tartlet, strawberry tartlet, lemon cake, dan lain-lain.

Sajian minumannya beragam dan segar. Kalau kamu suka minuman dingin, banyak varian berwarna yang mengedepankan cita rasa buah-buahan. Untuk penyuka minuman hangat, koleksi tehnya bisa jadi pilihan. Teh Berry Hibiscus bisa jadi minuman hangat yang bikin rileks di sore hari.

Teh Berry Hibiscus dengan Plain Croissant with Butter

Sore itu ku memesan Croissant with Plain Butter. Ada juga cheese cake, lemon cake, chocolate tartlet. Jujur, kalau untuk Croissant-nya, rasanya itu ya layaknya Croissant pada umumnya. Mau gimana lagi rasanya Croissant? Mungkin masih ada Croissant yang lebih enak di tempat lainnya. Yang agak berbeda justru butternya. Ini sepertinya diolah sendiri. Monsieur Spoon menggunakan 100% French premium butter. Jadi agak beda dengan butter-butter pasaran pendamping Croissant umumnya seperti merek Anchor, Elle & Vire.

Lalu beranjak mencicipi cheese cake strawberry-nya. Yah, kalau untuk cheese cake-nya, terus terang kurang sesuai ekspektasi, sih. Biasa aja. Banyak yang jauh lebih enak. Chocolate Tartlet-nya, jujur, aku sih kurang suka. Deretan sejenis tart-nya enggak yang bikin merem melek apalahi sampai nagih cita rasanya.

Untuk harga, masih terjangkau. Harga-harga yang tercantum di sana masih dalam kewajaran standar cafe menengah ke atas. Plain Croissant-nya sekitar Rp 18,000. Cheese Cake strawberry-nya Rp 45,000. Untuk minuman berkisar antara Rp 30,000 sampai Rp 50,000.

Rangkaian Sweet Chandelles, Rp 120,000 semuanya.

Ada paket yang agak hemat, bisa dapat beberapa jenis kue dalam satu kemasan (dine-in). Namanya Sweet Chandelles, senilai Rp 120,000,-. Kamu dapat lima varian; 2 jenis Viennoiseries, 2 mini Tartlets, dan 1 Creme Brule.

Kesimpulanku, Monsieur Spoon viral banget karena orang “buying experience” atau membeli suasana. Merasakan sesaat, nongkrong di cafe ala Perancis dengan vibes european. Didampingi sajian ala Perancis. Sebuah euforia kaum urban. Yang kalau enggak disinggahi, rasanya lo belum hits! Begitulah karakter angkatan millenials Jakarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here