Pada bulan Oktober, karir aktor Korea Selatan yang sedang naik daun Kim Seon Ho jatuh ke jurang yang paling dalam setelah tuduhan bahwa ia telah memaksa seorang wanita untuk melakukan aborsi ketika mereka berkencan diunggah oleh akun anonim secara online. Setelah melewati serangkaian peristiwa yang menghancurkan karirnya, aktor berusia 35 tahun itu berhasil menyelamatkan karirnya dengan cepat setelah dukungan dari berbagai pihak, terutama setelah terbitnya artikel media hiburan Korea Dispatch yang mempertanyakan validitas pernyataan mantan kekasih sang aktor.
Kim Seon Ho secara ajaib mendapatkan kembali popularitasnya dan tetap dipertahankan dalam daftar pemeran film Korea mendatang bertajuk Sad Tropical.
Beberapa pemilik merek juga memasang kembali dirinya sebagai model iklan, setelah sebelumnya dijatuhkan menyusul tuduhan pemaksaan aborsi dengan dalih pernikahan yang menyebabkan ia kehilangan pekerjaan, termasuk posisinya sebagai anggota dalam program populer KBS, 2 Days & 1 Night.
Setelah postingan anonim tentang aktor K menjadi viral dan membuat kejatuhan karier sang aktor, mantan pacar Kim Seon Ho mengklarifikasi situasi dan menerima permintaan maaf pria lulusan Instititut Seni Seoul tersebut, ditambah dengan dukungan dari rekan – rekan kampusnya serta penyelidikan media, Kim Seon Ho akhirnya selamat dari cancel culture di Korea.
Sementara beberapa orang mungkin melihat apa yang terjadi pada Kim Seon Ho sebagai contoh selebriti Korea Selatan yang sukses membatalkan cancel culture, kehidupan roller coaster yang dialami sang aktor tidak bisa menjadi barometer tentang apa yang bisa terjadi pada selebriti lain yang dituduh melakukan kesalahan, namun kemudian terbukti tidak bersalah.
“Saya tidak berpikir industri akan bereaksi lebih hati-hati di masa depan,” kata Lee Min Joo, seorang profesor di departemen Studi Wanita & Gender di Wellesley College di Amerika Serikat, di mana dia mengajar tentang drama Korea dan yang terkait dengan dinamika ras dan gender, sebagaimana dilansir melalui South China Morning Post.
“Awalnya, sepertinya dia tidak akan pernah bisa muncul di televisi (lagi). Iklannya ditarik dari internet dan televisi, dan dia pada dasarnya menjadi ‘dia yang tidak boleh disebutkan namanya’,” kata Lee Min Joo.
Kasus Kim Seon Ho berbeda dengan skandal selebriti lainnya yang baru-baru ini terjadi di Korea Selatan di mana para bintang tersebut dituduh melakukan pelecehan jangka panjang atau menyerang orang lain secara seksual atau verbal. Kim Seon Ho dituduh telah memaksa mantan pacarnya melakukan aborsi untuk menyelamatkan kariernya.
Aborsi tidak lagi disebut sebagai tindakan kriminal di Korea Selatan pada tahun ini, setelah sebelumnya Undang – Undang terkait hal tersebut disahkan pada tahun 2019 dimana membutuhkan beberapa dekade perdebatan tentang legalitas dan etika prosedur. Dugaan tindakan pemaksaan aborsi yang dilakukan Kim Seon Ho menjadi perdebatan di berbagai kalangan.
Sisi lain dari reaksi cepat terhadap tuduhan aborsi adalah bahwa peran Kim baru-baru ini dalam drakor romantis yang sangat populer, Hometown Cha-Cha-Cha, juga membantu meningkatkan reputasinya sebagai pria heteroseksual yang lembut dan menawan di negara yang bergulat dengan meningkatnya kekhawatiran tentang bagaimana pria memandang wanita dan bagaimana pria memperlakukan wanita dalam hubungan.

Tuduhan yang dibuat oleh mantan pacar Kim Seon Ho mengingatkan pada cerita yang baru-baru ini menjadi berita utama tentang kekerasan dan pelecehan dalam hubungan dan menyentuh hati para feminis yang mengadvokasi kesetaraan bagi perempuan di Korea Selatan, yang menghadapi reaksi keras dari sekelompok pria di negara ginseng tersebut.
“Di Korea Selatan, dalam beberapa tahun terakhir, ada sejumlah kasus kekerasan hubungan, di mana seorang perempuan menderita pelecehan fisik dan/atau psikologis dari pasangannya dan berakhir dengan kematian atau trauma parah,” ungkap Lee Min Joo.
“Akibat insiden tersebut, publik menjadi sangat sadar dan waspada terhadap gaslighting (memanipulasi seseorang sehingga mereka meragukan kewarasannya) sebagai salah satu bentuk kekerasan psikologis keji yang terjadi dalam hubungan romantis. Apa yang awalnya dituduhkan kepada Kim terdengar seperti kasus prototipikal dari gaslighting dan pelecehan psikologis.”
Reaksi terhadap dugaan perilaku Kim langsung terasa, hingga mendorong pembelanya, termasuk mantan pacarnya yang identitasnya akhirnya terkuak, mengklarifikasi situasi, karena konsekuensinya tidak diragukan lagi akan bertahan lama dan kemungkinan besar akan menghancurkan karier aktor yang bernaung di bawah agensi SALT Entertainment itu.
Namun, Lee Min Joo berpikir situasi Kim Seon Ho kemungkinan besar merupakan pengecualian, bukan aturan yang biasa terjadi saat skandal menimpa seorang selebriti.
Karena dampak yang kuat dari konsumen dan reaksi penggemar ketika kilau seorang bintang memudar setelah tuduhan melakukan kesalahan, industri hiburan Korea Selatan dan para pemilik merek yang meng-endorse sang bintang kemungkinan akan bertindak setelah kontroversi pertama kali mencuat, Lee Min Joo memberikan penjelasan.
“Mendukung seseorang yang terkena skandal adalah risiko yang terlalu besar untuk diambil, sementara jauh lebih mudah untuk bersikap reaktif terhadap seseorang yang membersihkan nama mereka”.
“(Perusahaan) memiliki lebih banyak kerugian jika mereka menunjukkan kesetiaan kepada selebritas dan tuduhan itu terbukti benar dibandingkan dengan jika mereka memutuskan semua hubungan dengan sang selebriti dan kemudian membawanya kembali setelah bersih dari tuduhan,” tambah Lee Min Jo lagi.