Ibu Membela Anak yang Dilecehkan, Malah Diteriaki Pelacur oleh Massa

Selasa (30/5), bertempat di pasar Ciplak, Kebon Nanas, Jakarta Timur, teriakan seorang anak perempuan berusia 10 tahun (MA) memecah hiruk pikuk pasar seketika.

Ini adalah upaya kedua kalinya si kecil (MA) meminta tolong, karena merasa tertekan, terancam. Bokong anak kecil ini dipegang, ditepuk-tepuk oleh lelaki asing di pasar, saat mengikuti ibunya berbelanja.

“Ma, Pantat ku dipegang,” ujar MA sudah berkaca-kaca. Sang ibu menoleh, menanyakan siapa yang memegang pantat anaknya. MA dengan keberaniannya menunjuk laki-laki itu, PI.

Sang ibu memarahi pelaku “PI”. PI mengatakan, dia tidak sengaja, lalu mau mencontohkan lagi apa yang dilakukannya ke bokong anak tersebut. 

Pelaku, PI

Si Kecil MA tidak tahan, merasa laki-laki tua ini sudah berbohong, dan malah mau mengambil kesempatan lagi. MA langsung menangis dan berteriak kencang, memangiil pamannya yang menunggu di mobil, tak jauh dari sana.

Sosok laki-laki yang dipercaya MA bisa melindunginya pun mengambil tindakan. Si pelaku PI akhirnya mengakui, kesalahannya.

Tapi situasi pasar mulai ramai. Satu orang pedagang wanita malah memprovokasi,  mendorong pintu, menggebrak, “Ah itu nggak maksud apa-apa, nggak sengaja, kan dia manusia! Nggak usah berlebihan lah,” kata wanita pedagang, seolah membela tindakan si pelaku.

Masalahnya, kalau nggak sengaja kenapa lebih dari sekali? Menurut keterangan anak (MA), tepukan di bokongnya terjadi lebih dari dua kali.

Ibu dari MA pun menimpali si pedagang wanita, “Kalau anak ibu, dipegang, ditepuk-tepuk seperti itu memang nggak apa-apa?”

Dengan nada tinggi mengejek pedagang ini menjawab, “Nggak, nggak apa-apa…” disaut lagi dengan pernyataan yang sama dari pedagang lainnya.
Terpancing emosinya, ibu MA pun menampar pelaku PI. Aksi ini membuat para pedagang keluar, dan malah menyerang ibu MA secara verbal. Berbondong massa pasar mulai mendekat, seiring kata-kata kasar yang terlontar.

“Pelacur!!”

“Pelacur! Bawa dong ke kantor polisi jangan main hakin sendiri.”

Kondisi pasar ricuh. Untung Paman MA bisa mengamankan pelaku PI, beserta keluarga dengan sigap, sehingga tidak terjadi bentrokan fisik.

Paman MA membawa PI ke pos keamanan. Sangat disayangkan dari peristiwa ini, bagaimana, massa kita, masyarakat kita pula, malah membela pelaku pelecehan seksual terhadap anak?

Bagaimana sesama perempuan malah mengatai seorang ibu yang anaknya dilecehkan dengan sebutan ‘pelacur’?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here