Netflix baru saja merilis miniseri dari Afrika Selatan berjudul Fatal Seduction. Sebuah miniseri erotis thriller yang dalam sekejap menduduki posisi TOP 10 Netflix Indonesia.
Tentu saja, nuansa seks cepat mengambil perhatian. Berkisah tentang liburan singkat Nandi, seorang profesor wanita, yang bertemu pemuda bernama Jacob. Mereka terlibat seks penuh gairah. Tak menyangka berlanjut dan menjadi petaka. Nandi sudah berkeluarga.
Baru menyimak episode 1 hingga 3, langsung penonton bisa merasakan, kok mirip sekali ya, plot dan adegannya denga mini seri erotis Meksiko Dark Desire–yang tayang juga di Netflix. Bedanya hanya di para bintangnya. Bahkan beberapa detil seperti, TKP pembunuhan, adegan seks, detil deskripsi tokoh sama persis dengan Dark Desire.
Masalahnya, serial yang dijiplak ini, Dark Desire, adalah serial yang cukup populer dan ikonis. Sehingga orang akan langsung mengenali kesamaan-kesamaannya.
Dari segi kepadatan cerita, sayangnya Fatal Seduction terasa longgar di sana-sini. Tidak meyakinkan. Jauh dari serial aslinya. IMDB memberi rating 4.3 pada Fatal Seduction.
Dari sisi pemain, faktor “charm” pemain utama wanita juga jauh, tidak bisa dibandingkan dengan pemain utama wanita Dark Desire, si ratu telenovela masa kini, Maite Peroni.
Jadi, kenapa Fatal Seduction bisa berada di jajaran TOP 10 dengan kelemahan di sana-sini? Tak lain, karena iming-iming seks, ke-vulgaran. Tapi itu pun, masih tak se-erotis Dark Desire.