Deddy Mizwar Tak Pernah Kehabisan Ide, Menyampaikan Pesan Kehidupan Lewat Lorong Waktu

Ramadan 2025 kembali diwarnai dengan Lorong Waktu, serial ramadan sarat pesan moral, yang hadir depan Anda, setiap hari pukul 4.20 WIB. Deddy Mizwar di sini kembali memerankan tokoh Haji Husin.

Menggabungkan unsur fiksi ilmiah dan elemen reliji, Lorong Waktu menyasar setiap segmen kehidupan kita dengan tema-tema yang “real” dan menggelitik, terkoneksi dengan kehidupan sehari-hari kita. Inspirasi Deddy Mizwar tak pernah padam. Malah terus diperbaharui, seiring waktu dan perkembangan zaman. Lorong Waktu selalu menenengok pada realitas kehidupan masyarakat, atau kejadian yang “real” terjadi di sekitar kita.

“Pertama kita buat program seperti apa kontennya, dari konten ini membutuhkan tokoh-tokoh seperti apa dan nanti tokoh kita kembangkan sendiri, kita masukkan ke sana melalui tokoh-tokoh yang tepat, untuk berbicara apa saja yang terjadi fenomena di masyarakat,” ujar Deddy Mizwar, dalam wawancara daring, Kamis (6/3).

Pada Lorong Waktu 7, pesan moral yang dihadirkan dalam setiap episodenya pun berbeda-beda, mengangkat tema-tema yang sangat dekat dengan kehidupan penonton. Menurut Deddy, tema-tema yang diangkat dalam Lorong Waktu sangat relevan dengan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 

“Banyak sekali (pesan moralnya), masalah bohong, masalah amanah, menghargai teman. Tema-temanya episodik. Secara episodik, ada tema sesuai dalam kehidupan sehari-hari kita, peristiwa yang dekat dengan diri kita,” ungkap Deddy.

Sinetron Lorong Waktu tidak hanya sukses dalam hal cerita, tetapi juga mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya percakapan yang terjadi di media sosial terkait tayangan ini. 

“Artinya, sebetulnya kalau program cerita menarik, penonton akan menerima. Sudah saatnya kita memberikan yang terbaik, bukan asal tontonan, tapi ada value yang bisa diterima masyarakat,” Deddy Mizwar menambahkan.

Hal yang menarik, menurut Deddy, adalah bagaimana tayangan ini memunculkan diskusi yang mendalam di media sosial, bahkan melibatkan kalangan intelektual. 

“Saya lihat perdebatan di medsos itu cukup menarik, bahkan ada komen yang langsung ke saya dari kalangan intelektual bahas soal itu. Antara tontonan dengan penontonnya terjadi dialog, nah ini yang membuat (Lorong Waktu) ini punya nilai, punya arti dan bukan hanya sekadar dilihat dan dilupakan,” jelas Deddy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here