3 Alasan Lagu Nirvana Something In The Way Mewakili Hubungan Batman dan Kota Gotham yang Gelap Di Film The Batman

gotham city

Something in the Way milik Nirvana dengan sempurna melengkapi hubungan Gotham & Detektif Terhebat di Dunia, meningkatkan visi sang sutradara Matt Reeves tentang dunia The Batman yang gelap dan suram.

Perhatian, artikel ini mengandung spoiler!

Saat menyaksikan The Batman karya Matt Reeves, para penonton, terutama generasi tahun 1990-an, akan mendengar lantunan musik yang sangat familiar. Suara Kurt Cobain yang dalam dan mentah terdengar menggema mengisi gedung bioskop saat mengiringi Robert Pattinson yang berperan sebagai tokoh Batman alias Bruce Wayne memutari tiap sudut kota Gotham pada titik awal dan menonjol pada titik akhir, serta menjadi bagian dalam skor film.

Bagi penonton generasi X, atmosfer lagu yang dibawakan Nirvana lewat Something in the Way seakan membawa mereka ke masa lalu, sebagai generasi yang dianggap penyuara ketidakpuasan dan sinisme. Sangat cocok dengan nada suram dan muram dalam The Batman yang mengulas karakter sang miliarder pemberantasan kejahatan yang terisolasi dari seluruh kota Gotham.

The Batman versi Reeves mengukir visi Gotham yang lebih gelap dan dalam, sebuah kota yang dibanjiri oleh kejahatan, menyembunyikan konspirasi, dan menutup-nutupi yang mengancam untuk merebut status-quo yang selalu berfluktuasi. Bruce Wayne yang hadir dalam alter egonya melalui karakter Batman (Pattinson), baru berada di tahun kedua memerangi kejahatan di Gotham, dimana dirinya masih merasakan sakit akibat kehilangan orang tuanya, dan satu-satunya cara menyalurkan kecemasan yang melandanya adalah dengan melakukan “pembalasan” pada para penjahat yang keluar di malam hari. Versi sang Caped Crusader kali ini tampak lebih rentan secara emosional daripada pendahulunya, namun lebih brutal pada saat yang sama, meskipun masih mempertahankan aturan “tidak membunuh”.

The Batman, merupakan potret yang terlihat gelap dan buram tanpa henti; terukir lewat narasi suramnya selama tiga jam perjalanan film. Something in the Way milik Nirvana juga menggemakan sentimen khusus ini, terutama karena fakta bahwa Kurt Cobain menulis lagu dengan maksud untuk membangkitkan rasa sakit dari kesepian akut, sesuatu dalam hidup yang sering dirasakan manusia. Berikut 3 alasan mengapa lagu tersebut membantu meningkatkan visi film, menginformasikan Gotham sebagai kota dan Batman sebagai protagonis yang menyedihkan dan tercabik-cabik.

Cerita Di Balik Layar yang Menjadi Inspirasi Karya Curt Cobain

Sejarah dan inspirasi di balik lagu Something in the Way cukup rumit, dimana agak sulit untuk memisahkan fakta dari spekulasi, terutama keadaan yang mendorong Kurt Cobain untuk menulis hal yang sama. Lagu ini awalnya diyakini ditulis ketika Cobain menjadi tunawisma dan tidur di bawah jembatan Young Street di Aberdeen, Washington, Amerika Serikat. Namun hal itu telah dibantah oleh basis Nirvana Krist Novoselic dan saudara perempuan vokalis Nirvana tersebut, Kim Cobain, dalam biografi sang musisi, Heavier Than Heaven (2001), walaupun memang Cobain pernah melarikan diri dari rumah saat remaja. Namun demikian, skenario mengerikan dari masa Cobain menjadi gelandangan memang menginspirasi Something in the Way dengan cara yang mengharukan, meskipun penyanyi grunge tersebut memastikan bahwa lagu itu tidak sepenuhnya otobiografi.

Lagu yang dimaksud memiliki perasaan yang agak sedih dan tidak menyenangkan, mewakili keadaan pikiran Cobain saat itu, yang merasa seperti dia harus berjuang keras dalam menjalani hidup. Courtney Love menggambarkan aura lagu tersebut sebagai “keputusasaan secara emosional”, dan mengatakan bahwa Something in the Way mewakili keadaan yang dapat dihubungkan dengan kebanyakan orang. Mungkin faktor-faktor inilah yang berkontribusi pada keputusan Reeves untuk memasukkan penataan ulang trek, karena The Batman sangat didukung oleh hamparan suara opera yang membentang, sebagaimana dibuktikan oleh sang penata musik Michael Giacchino untuk The Batman.

Sempurna Merepresentasikan Kota Gotham

Gotham selalu menjadi tempat dimana kejahatan berselimut, terutama dalam penggambaran kota yang membumi dalam trilogi The Dark Knight karya Christopher Nolan. Reeves membawa elemen-elemen ini ke tingkat yang lebih tinggi, memasukkannya ke dalam unsur buku komik yang fantastis, lembek, yang menginformasikan visi kota yang terus-menerus tenggelam dalam kekacauan. Hal itu tercermin dalam cara para penjahat merajalela dengan melakukan pelanggaran hukum, dan jalanan selalu tidak aman. Apa pun bisa terjadi di Gotham, dan tidak ada yang aman. Reeves mengarahkan intinya di adegan pertama, di mana rumah walikota Don Mitchell Jr. (Rupert Penry-Jones) dibobol oleh Riddler (Paul Dano), yang secara brutal membunuh sang walikota dan meninggalkan teka-teki di tempat kejadian. Bahkan elit Gotham tetap rentan terhadap anarki jalanan, dan akan selalu ada tokoh-tokoh seperti Riddler, yang bertujuan untuk melaksanakan skema buruk mereka karena serangkaian motivasi pribadi mereka sendiri.

Something in the Way dengan sempurna menangkap aura kota Gotham, yang terpenting lagu tersebut mampu meningkatkan ketidakberdayaan yang dirasakan oleh sebagian besar penduduk Gotham, bersama dengan Batman, dan saat lagu menjadi pengiring pembukaan awal film yang tidak menyenangkan, mencerminkan cara di mana penjahat rendahan menyebarkan anarki di jalanan pada malam hari. Selalu ada sesuatu, atau seseorang dalam kehidupan sehari-hari di Gotham, terutama Batman, yang dengan caranya lewat main hakim sendiri merupakan sebuah pekerjaan tanpa pamrih, karena kebanyakan orang, termasuk Gotham City Police Department (GCPD), memandang sang kelelawar berjubah sebagai elemen kekacauan, bukan instrumen keadilan. Baris pembuka dari lagu tersebut juga menggemakan simbolisme hewan yang merajalela dalam film secara keseluruhan.

Menjadi Refleksi Jiwa Bruce Wayne / Batman

Batman yang diarahkan Reeves tidak diragukan lagi adalah sosok pahlawan yang menyedihkan dan sangat menderita, sedemikian rupa sehingga persona main hakim sendiri mampu mengalahkan siapa dirinya, dimana hampir tidak ada keseimbangan antara dua persona yang telah digambarkan secara mencolok dalam film-film Batman sebelumnya. Ini masuk akal, karena Bruce adalah seorang pemuda yang hancur karena keadaannya, tidak dapat sembuh dengan cara yang sehat, dan karenanya didorong untuk menjadi simbol balas dendam yang dia rasa dibutuhkan kota. Namun, sepanjang perjalanannya dalam film, dia berulang kali terbukti salah dengan mengedepankan balas dendam, sementara saat dirinya menjadi motivator dan simbol yang kuat, hanya berfungsi untuk menginspirasi penjahat seperti Riddler, yang merasakan pertalian yang aneh dengan Batman, dan mengharapkan ksatria kegelapan untuk mengambil bagian dalam aksi besar mereka, berupa rencana mengerikan untuk mengungkap kebenaran tentang Gotham. Ketika lagu diputar dan menjadi latar belakang adegan pada pada awal film, ada aura keputusasaan yang suram, dimana apa pun yang dilakukan Bruce sebagai Batman tidak pernah cukup, dan bahkan penampilannya yang langka sebagai Bruce Wayne adalah pengingat akan fakta bahwa dia tidak melakukan cukup banyak untuk membantu kota (seperti yang ditekankan oleh politisi Bella Real [Jayme Lawson] dalam adegan pemakaman).

Dalam urutan menjelang akhir, ketika Batman melawan pengikut Riddler di Gotham Square Garden, salah satu preman (yang juga orang dari pemakaman) mengulangi kalimat, “Saya adalah balas dendam”, yang pada dasarnya adalah mantra Batman sepanjang film. Ketidaknyamanan dan rasa sakit yang dirasakan Bruce lewat topeng Batman saat itu sangat jelas, karena dia tidak pernah bermaksud untuk memberikan efek seperti ini, malah sebaliknya. Meskipun dia menimbulkan ketakutan di hati para penjahat, ada orang-orang yang meniru ideologinya untuk memenuhi tujuan mereka sendiri.

Namun, ketika Something in the Way diputar lagi di urutan terakhir di mana para penyintas Gotham dibantu oleh Batman dan yang lainnya, lagu tersebut menanamkan rasa harapan, karena Batman juga menyadari bahwa ia harus berbuat lebih. Gotham membutuhkan simbol harapan, seseorang untuk diandalkan, seseorang yang akan berada di sana untuk kota di saat-saat tergelap, menghibur warga dan menginspirasi mereka untuk kembali bangkit. Hal ini, mudah-mudahan, akan mendorongnya untuk merangkul persona Bruce Wayne-nya di film-film mendatang dalam trilogi The Batman, memberinya lebih banyak ruang untuk menyembuhkan bersama dengan kota Gotham yang sudah babak belur dan rentan.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here