11 Rekomendasi Film Inspiratif Untuk Ditonton di Hari Perempuan Internasional Tahun 2022

film little women

Apa cara yang lebih baik untuk merayakan Hari Perempuan Internasional dengan teman-teman wanitamu selain dengan menonton beberapa film inspiratif yang menampilkan penggambaran terbaik dari para wanita kuat?

Dengan semakin dekatnya Hari Perempuan Internasional yang akan dirayakan pada tanggal 8 Maret, kami telah menyusun daftar film inspiratif untuk merayakan semangat dan ketahanan perempuan mandiri. Jika kamu menginginkan karya yang menyenangkan, drama klasik penguras air mata, atau kisah yang memberdayakan yang dapat mengajarkan beberapa pelajaran penting, berikut 11 rekomendasi film inspiratif yang bisa disaksikan dan sesuai dengan selera semua orang.

Mulan (2020)

Pembuatan ulang live-action “Mulan” tahun 2020 membuat langkah besar untuk representasi; ini adalah film Disney pertama dengan pemeran dan sutradara Asia Nikki Caro, salah satu dari sedikit wanita yang menyutradarai film dengan anggaran sebesar US$200 juta (sekitar Rp 2,8 triliun). Dibuat berdasarkan pada cerita Tiongkok yang bersejarah, adegan pertempuran dalam film yang sangat seru menampilkan Mulan, yang menyamar sebagai prajurit pria untuk menyelamatkan ayahnya. Sementara plotnya memiliki daya tarik yang bertahan lama, film tersebut menuai kritik karena syuting di provinsi Xinjiang, di mana beberapa Muslim Uighur telah ditempatkan di kamp-kamp konsentrasi, dan untuk komentar kontroversial aktris utama Liu Yifei yang mendukung polisi selama protes Hong Kong.

Little Women (2019)

“Little Woman” yang menampilkan deretan pemeran bertabur bintang, seperti Saoirse Ronan, Emma Watson dan Timotée Chalamet, merupakan film adaptasi Greta Gerwig dari novel abadi Louisa May Alcott berjudul sama. Film ini terbukti memberikan nuansa menyegarkan dan inovatif bagi penonton. Berlatar belakang perang saudara di Amerika, ceritanya mengikuti kisah empat saudara perempuan bernama Meg, Beth, Amy, dan Jo, dan ambisi mereka yang berbeda. Para wanita ini mengajari kita untuk tidak menerima jawaban tidak, dan berjuang untuk apa yang kita yakini.

Hidden Figures (2016)

Film ini menceritakan kisah nyata kehidupan tiga wanita kulit hitam yaitu Katherine, Mary dan Dorothy, yang bekerja di NASA pada tahun 1960-an. Terlepas dari rasisme dan ketidaksetaraan gender yang mereka hadapi, “komputer manusia” yang berbakat ini terus mengejar impian dan hasrat mereka di industri yang didominasi pria kulit putih. Pada akhirnya, ketiganya memainkan peran kunci dalam peluncuran penting astronot John Glenn ke orbit.

Parched (2015)

“Parched” adalah kisah empat wanita Gujarat yang bergulat dengan tantangan kehidupan desa yang patriarki. Rani (Tannishtha Chatterjee) adalah seorang janda yang putranya sering memberontak terhadapnya, sementara Janaki (Lehar Khan) adalah pengantin anak yang tidak ingin menikahi putra Rani, tetapi menyerah pada perjodohan di bawah tekanan budaya. Teman dekat Rani, Lajjo (Radhika Apte) datang berikutnya, dan dia disiksa secara fisik dan mental oleh suaminya yang pecandu alkohol. Lalu ada Bijli (Surveen Chawla), bekerja di grup tari erotis. Selain mengatasi ketidaksetaraan gender, penggambaran ikatan perempuan yang realistis dan menghangatkan hati membuat film ini menjadi tontonan yang berharga.

Wild (2014)

Berdasarkan memoar Cheryl Strayed di tahun 2012, yang mendokumentasikan perjalanan solonya yang mengubah hidup sepanjang 1.100 mil di tahun 1995, “Wild” adalah film yang dikomandani oleh wanita yang pasti akan membuat kamu merasa diberdayakan dan menginspirasi untuk berbuat lebih banyak lagi. Cheryl (Reese Witherspoon) menghadapi tantangan yang bergejolak, tetapi alih-alih menuju lebih dalam ke spiral ke bawah, dia memutuskan untuk mendaki sendirian di sepanjang Pacific Crest Trail, salah satu jalur terpanjang dan tersulit di Amerika.

Iron Lady (2011)

Meryl Streep dianggap sebagai salah satu aktris terhebat di Hollywood dan perannya sebagai Margaret Thatcher di “Iron Lady” benar-benar tak terlupakan. Film drama otobiografi ini narasinya mengikuti kisah Thatcher dari tahun-tahun awalnya berjuang keras untuk memecahkan hambatan gender dan kelas untuk menjadi perdana menteri wanita pertama Inggris.

The Help (2011)

Seorang jurnalis muda yang bercita-cita tinggi, Skeeter Phelan (Emma Stone) bertekad untuk menulis sebuah buku berdasarkan sudut pandang pelayan Afrika-Amerika tentang keluarga kulit putih tempat mereka bekerja, mengungkap kesulitan dan rasisme yang dihadapi para pelayan dalam kehidupan sehari-hari. Kamu bisa mengharapkan banyak momen inspirasional, serta air mata, saat mereka meninjau kembali tantangan masa lalu dan mempertanyakan hubungan ras dan persahabatan.

Coco Before Channel (2009)

Teruntuk para pencinta mode, film ini memang dibuat untuk kalian. Film yang diarahkan oleh sutradara perempuan Anne Fontaine ini berfokus pada salah satu wanita paling ikonik dan inspirasional dalam sejarah mode, Coco Chanel. Dia bekerja sebagai penjahit dan penghibur kabaret, menjalani kehidupan yang tidak dimaksudkan untuknya sebelum dia menjadi kekasih dan konsultan mode pengusaha Inggris Arthur Capel yang menawan. Selain menjadi film romantis yang elegan dan menyentuh, karya ini juga menonjolkan aura dan kepribadian Chanel yang luar biasa.

Becoming Jane (2007)

Film ini mengikuti cerita kehidupan awal Jane Austen (Anne Hathaway), penulis Inggris yang terkenal berkat novelnya “Emma”, “​​Pride and Prejudice”, dan “Sense and Sensibility”. Lahir di keluarga miskin, Austen berada di bawah tekanan karena orang tuanya mengharapkan dia menikah dengan pria muda yang kaya. Dia memberontak, karena dia percaya bahwa dalam pernikahan dia akan kehilangan otonominya.

Frida (2002)

Berlatar kota Mexico City, “Frida” adalah film biografi seniman Frida Kahlo, yang dikenal karena pendekatannya yang berani terhadap seni dan sikap ambivalen terhadap gagasan tradisional tentang kewanitaan. Film ini mengikuti kisah Frida yang percaya diri, mandiri, dan bebas secara seksual saat dia menavigasi hubungannya yang kompleks dan abadi dengan mentornya, Diego Rivera (Alfred Molina), bersama dengan perselingkuhannya dengan Leon Trotsky (Geoffrey Rush) dan berbagai wanita.

Erin Brockovich (2000)

Seorang ibu tunggal dari tiga anak, Erin Brockovich (Julia Roberts), terjebak dalam situasi sulit setelah kalah dalam gugatan pribadi akibat cedera. Tanpa pilihan, Brockovich yang menganggur setuju untuk bekerja sebagai asisten hukum untuk pengacaranya demi mempertahankan mata pencahariannya, tetapi dia gagal memenuhi harapan semua orang di tempat kerja karena pakaiannya yang tidak pantas dan sikapnya yang kaku. Meskipun demikian, ia mengembangkan tekad untuk memperjuangkan keadilan dan memainkan peran penting dalam gugatan anti-polusi. Berkat perannya dalam film ini, Roberts sukses menjadi aktris pertama yang menerima trofi kemenangan dari Academy Award, BAFTA, Critics’ Choice Movie Award, Golden Globe Award, National Board of Review, dan Screen Actors Guild Award untuk penampilan tunggal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here